Mohon tunggu...
Abdur Rahman Shiddiq
Abdur Rahman Shiddiq Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Inspired by the fear of being average

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Keefektifan Pembelajaran Jarak Jauh dari Sudut Pandang Mahasiswa di Indonesia

20 Januari 2021   03:57 Diperbarui: 20 Januari 2021   04:02 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

4. Penyebaran virus Corona melalui fecal-oral atau limbah manusia

Partikel virus Corona ditemukan juga pada fecal-oral orang yang terinfeksi, seperti urine dan feses. Namun WHO mengatakan hingga saat ini masih belum ada laporan yang dipublikasi terkait cara penularan virus Corona melalui cara ini dan bukan menjadi upaya transmisi utama virus. Dalam laman resmi WHO, selain melalui fecal-oral tersebut, penyebaran virus Corona juga bisa terjadi melalui darah, dari ibu ke anak, hingga dari hewan ke manusia (Alam, 2020).

               Hal tersebut membuat masyarakat dituntut untuk tidak melakukan kontak fisik dengan orang lain untuk mencegah penyebaran virus tersebut. Pemerintah seluruh dunia mengerahkan segala pikiran, tenaga, maupun biaya untuk menghadapi pandemi ini. Berbagai kebijakan dikeluarkan para petinggi dunia agar warga dunia terhindar dari virus ini. Di Indonesia, pemerintah menangani pandemi ini dengan melaksanakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) sebagai bentuk antisipasi dalam mencegah penyebaran COVID-19 di Indonesia. Kebijakan PSBB diatur dalam PP Nomor 21 Tahun 2020 tentan Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam Rangka Percepatan Penanganan COVID-19.

               Kebijakan PSBB oleh pemerintah mencakup banyak hal, tetapi yang menjadi sorotan utama peneliti adalah salah satu dari kebijakan-kebijakan tersebut yaitu Pembelajaran Jarak Jauh. Berbagai cara  dilakukan aliansi pendidikan demi kelancaran proses belajar mengajar di Indonesia. Dengan adanya teknologi, proses belajar mengajar tetap dapat dilakukan dengan dengan berbagai cara. Cara-cara tersebut adalah mengganti pertemuan tatap muka menjadi pertemuan daring atau online meeting maupun konsultasi melalui media sosial dengan pengajar.

               Dengan kemajuan teknologi pada zaman ini, segala sesuatu menjadi mudah. Kebijakan dalam Pembelajaran Jarak Jauh sudah cukup baik bagi beberapa orang, pembelajaran dengan metode ini sudah dapat menggantikan pembelajaran tatap muka.. Namun tampaknya ada beberapa pihak yang merasa bahwa metode ini memiliki banyak kekurangan. Pertemuan secara daring tidak selamanya membawa dampak baik bagi proses belajar mengajar. Banyak keluhan yang dilontarkan baik dari pelajar maupun pengajar, untuk itulah peneliti melakukan penelitian ini.

Terdapat beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini, yaitu :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Niken Bayu Argaheni yang berjudul "Dampak Perkuliahan Daring Saat Pandemi Covid-19 Terhadap Mahasiswa Indonesia" dalam Prodi Kebidanan Program Sarjana Terapan, Sekolah Vokasi, Universitas Sebelas Maret. Hasil dari penelitian ini mencakupi bahwa Pembelajaran daring memiliki beberapa dampak terhadap mahasiswa yaitu (1) pembelajaran daring masih membingungkan mahasiswa (2) mahasiswa menjadi pasif, kurang kreatif dan produktif, (3) penumpukan informasi/ konsep pada mahasiswa kurang bermanfaat, (4) mahasiswa mengalami stress, (5) peningkatan kemampuan literasi bahasa mahasiswa (Argaheni, 2020).

2. Penelitian yang dilaksanakan oleh Arif Widodo dan Nursaptini Nursaptini yang berjudul "Problematika Pembelajaran Daring dalam Perspektif Mahasiswa". Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode pendekatan kuantitatif melalui survei terhadap mahasiswa PGSD di Universitas Mataram dan analisis datanya menggunakan metode statistik desktiptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masalah yang dihadapi mahasiswa selama pembelajaran daring antara lain koneksi internet, media daring sering error dan keterbatasan kuota internet. Banyak mahasiswa yang mengaku jenuh dan kurang fokus jika belajar secara online. Kriteria media daring yang disukai mahasiswa adalah menggunakan media yang irit kuota, tidak butuh jaringan kuat, dan mudah digunakan. Masalah yang harus dievaluasi dalam pembelajaran daring menurut mahasiswa adalah metode pembelajaran, penggunaan media daring dari dosen, ketersediaan koneksi dan kuota internet mahasiswa (Widodo & Nursaptini, 2020).

3. Penelitian yang dilakukan oleh Ali Sadikin dan Afreni Hamidah, yang berjudul "Pembelajaran Daring di Tengah Wabah Covid-19" dalam Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jambi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) mahasiswa telah memiliki fasilitas-fasilitas dasar yang dibutuhkan untuk mengikuti pembelajaran daring; (2) pembelajaran daring memiliki fleksibilitas dalam pelaksanaannya dan mampu mendorong munculnya kemandirian belajar dan motivasi untuk lebih aktif dalam belajar; dan (3) pembelajaran jarak jauh mendorong munculnya perilaku social distancing dan meminimalisir munculnya keramaian mahasiswa sehingga dianggap dapat mengurangi potensi penyebaran Covid-19 di lingkungan perguruan tinggi. Lemahnya pengawasan terhadap mahasiswa, kurang kuatnya sinyal di daerah pelosok, dan mahalnya biaya kuota adalah tantangan tersendiri dalam pembelajaran daring. Meningkatkan kemandirian belajar, minat dan motivasi, keberanian mengemukakan gagasan dan pertanyaan adalah keuntungan lain dari pembelajaran daring (Sadikin & Hamidah, 2020).

METODE

                        Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei. Metode penelitian survei merupakan sebuah teknik meriset atau teknik penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan data yang valid dengan memberi batas yang jelas atas data kepada suatu objek tertentu dengan menggunakan kuesioner atau angket (Kanal Informasi, 2016). Penelitian dilakukan secara online. Penelitian ini menggunakan angket atau kuisioner untuk menguji tanggapan responden melalui pengiriman kuisioner via media sosial. Kelebihan metode ini adalah hemat biaya, hemat waktu, responden bisa memilih waktu yang tepat baginya untuk mengisi kuisioner, adanya jaminan kerahasiaan (anonymity) yang lebih besar, serta dapat menjangkau responden dengan jumlah besar dan tempat tinggal yang jauh. Sedangkan, kekurangan dari metode ini adalah tidak fleksibel, terdapat kecenderungan rendahnya tanggapan (response rate), dan tidak ada kepastian bahwa pertanyaan dalam angket diketahui maksudnya oleh responden (Muqarrobin, 2015).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun