Mohon tunggu...
Abdurrahman Addakhil
Abdurrahman Addakhil Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang Pelajar

How to express your idea by good writting

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Islam: Rasionalitas dan Polemik di Masyarakat

7 Agustus 2020   16:34 Diperbarui: 7 Agustus 2020   16:35 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Secara etimologi, kata rasional berasal dari bahasa Inggris, 'rational' yang berarti masuk akal (Markus dan Dikkie, 1996:291). Sedangkan Islam merupakan kata yang tersarikan dari bahasa Arab yang berbentuk masdar dari aslama-yuslimu yang berarti tunduk (Sya'bi, 1997:97) merupakan bentuk tambahan dari kata salima-yaslamu yang berarti damai. Kata rasional berarti sesuatu yang turut mengikuti akalnya atau secara laogika mampu diterima dengan baik.

Islam sendiri memiliki kata khusus untuk mengidentifikasi rasionalitas seorang hamba dengan berulang kali menyebutnya dalam al Quran melalui kalimat afalaa ta'qilun atau afalaa ya'qilun dari kata 'aqala yang berarti berakal. Di sampuing kata 'aqala, juga disebutkan beberapa kata yang mengacu kepada fungsi akal, seperti nadzara, tafakkara, faqiha.

Pengertian Islam selanjutnya dapat dijumpai dalam pendapat salah seorang filosof Islam, Al Kindi. Ia mengatakan bahwa akal adalah daya berpikir yang terdapat di kepala. Al Kindi membagi akal ke dalam dua bagian, yaitu akal praktis dan akal teoritis. Akal praktis adalah akal yang menerima arti-arti murni, yaitu arti-arti yang pernah ada dalam materi, seperti Tuhan, roh dan malaikat. Sedangkan akal teoretis bersifat metafisis, mencurahkan perhatian ada alam immateri.[1]

Menurut dinamika rasionalisme Islam, Dewi Chamidah memetakannya dalam tiga periode, yakni 1) periode kemajuan (the golden age), 2) periode kemunduran (the dark age), dan 3) periode kebangkitan (renaissance age). Dalam aspek keluasan berpikir, banyak sekali ilmuwan muslim klasik yang mengembangkan berbagai disiplin ilmu. Tidak hanya memfokuskan terhadap ilmu keislaman, bahkan membuat karya agung dalam bidang filsafat dan sains, sebut saja  Al Farabi, Ibn Sina, Ibn Rusyd. Mereka semua memandang Islam sebagai agama yang universal, sehingga melepas sekat penghalang yang menjadikan stereotip Islam hanya membahas ketuhanan dan hal-hal yang bersifat religious.

Tantangan Islam Dalam Masyarakat 

Agama mengalami berbagai tantangan yang lebih hebat pada era modern serba canggih, khususnya Islam. Sebagai agama yang terbilang lama, Islam yang dulu dan sekarang tidak pernah merubah sumber hukum yang tertulis di dalam kitab sucinya, al Quran.

Keistimewaan yang dimiliki oleh Islam sudah dirasakan sejak awal agama ini disebarkan, seperti cara penyebarannya yang tidak pernah melalui jalur kekerasan. Dalam hal ini juga mempengaruhi penyebaran  Islam di kawasan Indonesia.

Para muballigh (sebutan bagi penyebar Islam) yang datang dari negeri asal Islam muncul yakni Arab diawali dengan ekspedisi pelayaran, berdagang, hingga mempersunting masyarakat local untuk memperbanyak keturunan dan penganut Islam.[2] 

Resiko yang diterima oleh Islam saat ini karena ditinggal oleh Nabi terakhirnya secara lahiriyah mengakibatkan pola pikir masyarakat berkembang dan terdorong untuk mengadakan pembaharuan.

Sayangnya, keinginan bertahan untuk menjawab tantangan zaman dengan memperbaharui semangat keislaman tidak diimbangi dengan aspek spiritualitas yang murni, bahkan terkesan mengada-adakan sesuatu yang baru tidak sesuai tuntunan Islam.

Seperti contoh yang marak di masyarakat adalah reduksi makna Islam secara sempit melalui beberapa kelompok belia yang mengaku menjadi agen liberalisasi Islam berikutnya, muncul Islam Nusantara, bentuk Islam khusus yang dirombak dan disesuaikan agar sesuai dengan kondisi di Nusantara, Indonesia.[3]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun