Mohon tunggu...
Abdurrahman Addakhil
Abdurrahman Addakhil Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang Pelajar

How to express your idea by good writting

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Spirit Ulama dalam Doktrin Pancasila

4 Juni 2020   11:40 Diperbarui: 4 Juni 2020   11:51 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pancasila yang lahir dengan falsafahnya sebagai dasar negara untuk mempersatukan kemajemukan umat. Kehadirannya berawal dari gagasan sang proklamator bangsa, Soekarno, sesuai istilah pengenalannya dalam sidang BPUPKI 1 Juni 1945 memiliki relasi kehidupan negara sesuai aturan agama, Islam khususnya.

Kemudian pancasila mengalani proses ideologisasi pada masa rezim orde baru.  Presiden Soeharto menginstruksikan, bahwa pancasila menjadi azas tunggal bagi organisasi massa maupun organisasi politik.  Tentu saja mengalani perdebatan, akan tetapi dari kalangan ulama Nahdlatul Ulama' menyepakati prinsip ideologisasi ini.  

Misal,  KH.  Bisri Syamsuri, Rais Am PBNU 1971- 1980, yang menegaskan bahwa Pancasila merupakan spirit Islam Indonesia. Selanjutnya,  peneguhan pembahasan hubungan Islam dan Pancasila itu dalam Musyawarah Nasional Alim Ulama' Nahdlatul Ulama' pada tanggal 14 rabiulawwal 1404/ 21 Desember 1983, di  Sukorejo, Situbobdo.

Konon Syekh Muhammad Said Joban, ulama berdarah Yaman yang bermukim di Purwakarta, menurut penelusuran dari ahli Filologi, seorang dosen Universitas Nahdlatul Ulama Jakarta bernama Ahmad Ginanjar Sya'ban. Beliau menghadirkan karya dalam bentuk nadham tentang Pancasila.

Sahal Japara, begitu nama akunnya yang membagikan gambar bukti karya sastra ulama berupa nadham yang membuktikan cintanya dan menafsirkan Pancasila sesuai nilai keislaman.

Naskah yang bertuliskan Arab berbahasa Sunda bagi sebagian kalangan susah untuk dipahami, apalagi oleh masyarakat non-Sunda seperti kami. Untuk menjabarkan makna yang terkandung di dalamnya, kami meminta bantuan dari Novitasari dan Siti Nur Alfiani menerjemahkannya dengan sedikit perbaikan susunan kata. Berikut terjemahan sajak tentang Pancasila :

Halaman 1
Diawali dengan bismillah  # Allah yang bersifat Rahman
Aku  menyusun nadzom ini #  Mudah-mudahan tambah iman
Saudara-saudara semuanya # Wajib ta'at pada Allah
Dan ta'at pada Rasul-Nya #  Kanjeng Muhammad nabi-Nya
Begitu pula ke negara # Yang berdasar Pancasila
Harus ta'at dan setia # Selama tidak berbeda
Dan al-quran haditsnya # Jangan berani membantahnya
Sebab dengan Pancasila # Dibenarkan oleh agama
Sesuai dengan qur'annya # Begitupun dengan hadisnya
Dengan agama Islamnya # Mufakat dengan syari'atnya

Halaman 2
Sila yang pertama # Ketuhanan Yang Maha Esa
Dijelaskan oleh qur'annya # Dibagian surat Ikhlas-Nya
Allah ahad itu maknanya # Tuhan Esa tidak salahnya
Rahman Rahim yang sifat-Nya # Sifat murah kehamba-Nya
Allah tidak melahirkan # Begitu pula tidak beranak
Tempat kita membutuhkan # Tidak ada yang menyerupai
Jangan minta pada selain-Nya # Allah yang sifat Rahman-Nya
Ibadah sendiri ikhlasnya # Jangan campur dengan syirik-Nya
Dasar yang ke-duanya # Dalam dasar Pancasila
Kemanusiaan yang adilnya # begitu pula beradabnya

Halaman 3
Dalam hadits diterangkan # Kita itu harus sayang
Ke semua saudara-saudara # Kaum muslimin semua
Jangan pernah bermusuhan # Dengan sesama saudara
Harusnya saling menolong # Dalam segala urusan
Sila yang ke-tiganya # Kita harus bersatu
Perpecahan dijauhnya # Sebab besar bahayanya
Bersatu itu kita teguh # Kalau cerai kita runtuh
Akan membawa pada rusuh # Negara juga akan roboh
Dalam qur'an diterangkan # Juga hadits menjelaskan
Jangan pernah bermusuhan # Bisa membawa kehancuran

Halaman  4
Dengan muslim itu harus akur # Jauhkan sifat takabur
Jangan pernah nyikut orang lain # Dilaknat oleh Rabbun Ghafur
Jangan punya sifat dengki # Ke orang lain iri hati
Itu tidak salah lagi # Baladnya (negerinya) iblis sejati
Sebab keridhoan Allah # Dalam kumpulnya jama'ah
Tapi kalau pecah belah # Akan membawa pada lemah
Kaum muslimin bersatu # Akan jaya yang tentu
Saling bantu saling rangkul # Jangan ikuti hawa nafsu
Memang keinginannya setan # Kita itu berselisih
Dengan saudara saling musuhan # Dengan setan sehaluan

Halaman 5
Dengan saudara saling bentur # Akhirnya kita hancur
Dilaknat oleh Rabbun Ghafur # Begitu dalam hadits rasul
Sila yang ke-empatnya # Renungkan dengan nyatanya
Jangan hanya seukur hafalnya # Tidak mau mengamalkannya
Kerakyatan yqng dipimpin # Laksanakan dengan yakin
Dengan hikmat kebijaksanaan # Dalam permusyawaratan
Musyawarah perwakilan # Dipimpin oleh kerakyatan
Dalam segala urusan # Jalankan permufakatan
Kalau kita musyawarah #  Akan jauh dari salah
Akan selesai perjalanan hidup # Rakyat semua tumakninah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun