Mohon tunggu...
Abdurrahman Hilabi
Abdurrahman Hilabi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Muda

Mewarnai hari dengan kanvas kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Literasi Ilmu dan Ulama

17 April 2023   11:30 Diperbarui: 17 April 2023   11:34 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Islam adalah suatu kombinasi antara ilmu pengetahuan dan peradaban, rohani dan ideologi. Oleh karena itu, dalam perspektif Islam, ilmu pengetahuan tidak dapat dipisahkan dari keyakinan dan etika yang baik. Agama Islam memiliki pandangan holistik dan tidak mengadopsi prinsip sekularisme.

Hal inilah yang menyebabkan agama Islam dianggap sebagai suatu ideologi yang telah memberikan kontribusi besar terhadap kemajuan peradaban dalam sejarah. Sebagai agama terakhir yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, Islam dirancang oleh Allah untuk seluruh umat manusia di seluruh dunia, tidak hanya untuk satu kelompok etnis atau bangsa tertentu.

Allah mengirim Rasulullah untuk menjadi rahmat bagi seluruh ciptaan-Nya melalui pengetahuan dan dakwah. Seorang muslim yang bijak dan penuh pengorbanan harus memulai dengan membangun masyarakat yang baik. Masyarakat yang baik adalah masyarakat yang dibangun berdasarkan tuntunan Allah.

Ketika Rasulullah diutus, masyarakat yang ada sudah rusak total karena paradigma jahiliyah telah merajalela, sehingga mereka membangun masyarakat dengan cara yang bertentangan dengan ajaran Allah. Islam muncul pada saat masyarakat mengalami kegelapan peradaban. Namun, dengan pengetahuan dan keyakinan yang dibawanya, Rasulullah berhasil mengubah masyarakat jahiliyah menjadi masyarakat yang beradab dan mulia.

Untuk menyebarkan ajaran Islam, kita perlu memiliki keimanan dan pemahaman yang kuat tentang realitas serta bagaimana menjalankan ajaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Dengan keimanan dan pemahaman yang benar, kita akan sepenuhnya bergantung pada Allah dan yakin bahwa Dia akan memberikan pertolongan kepada kita meskipun jalan yang harus ditempuh cukup sulit.

Sejak awal, Rasulullah telah memberikan pengajaran Islam kepada para sahabat dari rumah al Arqom. Dengan pemberian ilmu yang benar, para sahabat memperoleh pemahaman dan kesadaran yang akhirnya membawa pada kelahiran peradaban Islam yang berlangsung selama 15 abad. Tidak mengherankan jika Allah memberikan predikat Rasulullah dan umatnya sebagai umat terbaik di dunia.

Dalam kontribusinya terhadap peradaban Islam, Imam Al Ghazali pernah mengatakan bahwa setiap muslim harus memberikan karya yang lebih baik dari non-muslim. Sejarah peradaban Islam terbentuk dari berbagai kontribusi para ilmuwan dan ulama dalam berbagai bidang ilmu.

Para ilmuwan dan ulama terdahulu telah memberikan kontribusi besar dalam membangun peradaban Islam yang menjadi mercusuar bagi dunia. Peradaban Islam akan terus berdiri selama Islam dijadikan sebagai sumber epistemologi, namun jika muslim meninggalkan Islam dan menjadi sekuler, maka peradaban Islam akan runtuh. Ghozwul fikr dari epistemologi Barat juga dapat mempengaruhi runtuhnya peradaban Islam.

Berbagai bidang ilmu seperti kedokteran, matematika, astronomi, teknik, arsitektur, seni, musik, politik, hukum, pendidikan, sosiologi, geografi, spasial, optik, dan bidang keilmuan lainnya telah menjadi mutiara peradaban Islam yang menginspirasi kemajuan Barat hari ini. Oleh karena itu, ulama memiliki kedudukan yang istimewa dalam pandangan Islam karena kontribusinya bagi kebajikan manusia dan kehidupan dengan landasan ilmu dan iman.

Seorang ilmuwan muslim harus berfokus pada kaedah scientific base yang obyektif dan juga mengasaskan pada wahyu. Mereka mampu memberikan solusi bagi kompleksitas permasalahan sosial-politik bangsa yang terkadang lahir dari interpretatif base. Menjaga dan merawat ulama dan ilmuwan adalah penting karena mereka adalah lentera yang menerangi kehidupan berbangsa dan bernegara. Kehilangan mereka akan membawa kegelapan bagi kehidupan tersebut.

Seorang ulama dan ilmuwan muslim tidak hanya puas dengan mempelajari ilmu dari sudut pandang ilmu itu sendiri. Mereka ingin mengetahui hakikat ilmu dari sudut pandang lain, terutama dalam hubungannya dengan moralitas, dan ingin tahu apakah ilmu tersebut akan membawa kebahagiaan untuk dirinya dan orang lain. Hal ini akan mencegah para ilmuwan dan ulama merasa sombong dan merasa bahwa mereka sudah mencapai puncak kehebatan dalam pengetahuan. Mereka selalu merasa bahwa di atas langit masih ada langit yang perlu dipelajari. Contoh dari karakter seorang ulama yang demikian adalah Imam al-Ghazali yang pernah mengatakan bahwa dia tidak tahu apa-apa. Ini menunjukkan adab dan karakter yang sangat mulia dari seorang ulama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun