Kesuksesan Penjual Kerupuk
Oleh : ABDURRAHMAN
(MAHASISWA UNU NTB)
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum Warahmatullahi wabaratuhSaya Akan menceritkan Pengalaman Interview Pengusaha Kerupuk yg success
Di Dusun karang sebenge, kecamatan Kuripan utara.
Nurati & Mursam mereka adalah Sepasang suami istri yg Sudah lama menikah Dan mempunyai 5 anak, 2 Perempuan Dan 3 laki-laki , anak Pertama namanya Latifah udah Wisuda kuliah di Muhammadiyah Dan langsung menikah Dan anak ke2 Namanya Kudrat Paulan udah lulus SmK Tahun 2019 Dan dia sekarang kerja Di indomaret Hasil Uang kerja Di indomaret Dia buat Tempat Kandang Ayam Potong Dan 3 anak lainya masih Sekolah.
Mursam adalah warga Dusun karang sebenge kecamatan Kuripan utara Usianya 41 tahun Dan istrinya adalah warga yang berasal dari Dusun iting kecamatan Kuripan Usianya 38 Saya pun menanyakan Pendidikan Sampe apa, Nama orang tuanya siapa Dan berapa saudaranya Dari Ibu Nurati & Pak mursam.
Nama Orang tua Bu nurati adalah Bpk Gunung beliau dah almarhum Dan Ibu nya namanya Nuripe Di panggil pepuk ipe Dan beliau masih hidup.Bu Nurati pendidikanya Sampe Smp dan memiliki 4 saudara.
Sedangkan nama Orang tua pak Mursam Adalah bpk Rudi (almarhum) Dan Ibu nya nmanya Sukini masih hidup Dan dia menyelesaikan Pendidikan nya Sampe SMP Dan mempunyai saudara 3 .
Bagi ibu Nurati,d usia 38 tahun menjadi pengusaha kerupuk tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Maklum pada tahun 1992, dia dan sang suami pak mursam yg usianya 41 thn, tidak memiliki modal sepeser pun.
Dibantu oleh salah satu anggota keluarganya Dari suami Bu NURATI pk mursam Namanya Munahar umur 52 tahun kebetulan Dia kakak pertamanya,dia memulai usaha kerupuk ikan dan udang di Desa Kuripan,Kecamatan kuripan, Kabupaten Lombok barat. Modal usahanya pun tidak berupa uang, melainkan bantuan satu ton tepung tapioka sebagai bahan utama membuat kerupuk. Meski tanpa modal uang tunai, Ibu Nurati tetap gigih menjajaki usaha yang baru digelutinya ini. Awalnya, pembuatan kerupuk dilakukan dengan cara tradisional. Bersama sang suami, dia pun membuat adonan kerupuk.
Dengan peralatan seadanya. Setelah jadi kerupuk,dia mulai memasarkan hasil usahanya ke sejumlah warung di Desa kuripan dan sekitarnya Dari Jam 06:30- Sampe Petang jam 16:30 ,
Ibu Nurati juga mengakui awalnya, dia mengalami kesulitan memasarkan produksi usahanya ini. Maklum, Desa kuripan merupakan sentra kerupuk. Selain Ibu Nurati, sudah ada sejumlah usaha kerupuk. Bahkan bisa dikatakan usaha kerupuk sudah menjamur di sana.Beberapa di antara pesaing ibu Nurati telah memiliki permodalan yang cukup besar.
Namun, hal itu tidak membuat Ibu Nurati patah arang. Dengan ketekunan dan keuletannya mengelola bisnis kecil-kecilan ini, hasil produksinya mulai diminati konsumen. Seiring semakin derasnya pesanan kerupuk, dia pun mulai mendapatkan harapan cerah terhadap industri kerupuk yang digelutinya ini. Perlahan tapi pasti,usaha yang digelutinya ini, mampu memberikan harapan bagi keluarganya.Semakin banyaknya pesanan kerupuk mengangkat perekonomian keluarganya.
Setelah mampu bertahan, dia pun memberanikan diri untuk menambah modal usaha dua tahun berikutnya. Pada tahun 1994, ia meminjam uang sebesar Rp25 juta kepada salah satu kerabatnya. Bantuan modal ini jelas menyuntikkan ”darah segar” bagi geliat usahanya. Saat itu juga ia pun memberikan label kerupuk hasil produksinya dengan nama perusahaan kerupuk Cap Dua Mawar. Pemberian label kerupuk ini, diharapkan menjadi trade markkerupuk yang dihasilkan.Ujar nya Ibu Nurati
”Nama atau label ini hanya sebagai identitas usaha saja, karena ini sudah menjadi kebutuhan di pasaran,”ujarnya. Usaha pembuatan kerupuk ini pun lambat laun semakin diminati oleh konsumen.Bahkan,produksinya berhasil merambah pasar ke luar daerah.Salah satu daerah yang menjadi langganannya adalah Lombok tengah.Pelanggan kerupuk Cap Dua Mawar di daerah Lombok tengah berasal dari pedagang di pasar tradisional, industri rumahan,serta rumah makan.
”Produksi per harinya yang sebelumnya hanya satu ton kini bertambah menjadi 2 ton,” ujarnya Ibu nurani Perusahaan kerupuk Cap Dua Mawar yang sebelumnya hanya mempekerjakan 5-10 karyawan lalu bertambah hingga 40 karyawan. Meski sempat mengalami pasang surut usaha,namun kerupuk Cap Dua Mawar tetap mampu bertahan dan eksis.”Tidak dipungkiri selalu ada kendala usaha, tapi secara umum, usaha kami tetap dapat berjalan,” ungkapnya Ibu Nurati