Perwakilan APLA (Alternative People's Linkage in Asia) Jepang, Mio Nogawa mengungkapkan, masyarakat Jepang sangat getol dengan udang windu asal Kecamatan Lanrisang Kabupaten Pinrang. Â Alasannya singkat saja, Â udang Sitto ini diproduksi secara tradisional dan ramah lingkungan.
Agar produk Ecoshrimp ini berkelanjutan maka pembudidaya dan masyarakat pesisir Lanrisang memerlukan edukasi tentang pengelolaan limbah rumah tangga agar tidak menimbulkan dampak cemaran terhadap lingkungan budidaya.
Melalui lembaga APLA Jepang kerja sama dengan Komunitas Pemerhati Udang Windu (Kontinu) Pinrang sejak 2020 lalu memberi bantuan untuk menangani pengelolaan sampah rumah tangga di Kelurahan Lanrisang Kecamatan Lanrisang.Â
Ketua Kontinu, Syarifuddin menjelaskan, pengelolaan sampah rumah tangga akan dimaksimalkan agar semua bisa termanfaatkan. Untuk sampah organik berupa sisa dapur dapat dimanfaatkan untuk makanan maggot. Sedangkan sampah plastik akan didaur ulang menjadi produk yang memiliki nilai jual.
Jenis bantuan yang dihibahkan APLA kepada masyarakat Lanrisang melalui Kontinu antara lain kendaraan roda tiga dan bak sampah rumah tangga.
Untuk tahun 2022 APLA kembali menghibahkan 1 unit kendaraan motor roda tiga dan 128 unit bak sampah untuk masyarakat Desa Waetuoe Kecamatan Lanrisang, Pinrang. . Selain itu APLA juga memberikan biaya operasional untuk operator kendaraan sebanyak Rp.1,5 juta dan biaya operasional kendaraan Rp. 1 juta per bulan selama empat bulan. Sedangkan pembiayaan operasional bulan selanjutnya akan diatur lebih lanjut oleh kepala Desa Waetuoe.
Kepala Desa Waetuoe, Fahri Ishak menyambut gembira atas bantuan yang telah diserahkannya kepadanya. Penyerahan kendaraan roda tiga dilaksanakan di halaman kantor Desa Waetuoe, Rabu (24 /8). Ia berharap agar ke depan APLA tetap bersinergi dengan masyarakat Desa Waetuoe. "Kami atas nama masyarakat Desa Waetuoe mengucapkan banyak terima kasih dan kami berharap kedepannya APLA tetap bersinergi dengan masyarakat kami," kata Fahri Ishak.
