Mohon tunggu...
Abdul khalikfikri
Abdul khalikfikri Mohon Tunggu... Konsultan - Poto pribadi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

al-lubab MEDIA

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

TGB: Takbir Itu Ada Tempatnya (Zulkarnaen)

1 Juni 2019   03:21 Diperbarui: 1 Juni 2019   03:31 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tuan guru bajang (TGB) | Republika.co.id

TGB: Takbir Itu Ada Tempatnya
=======================
Suatu kesyukuran kepada Allah SWT bahwa di hari ke 26 Ramadhan 1440H atau di Jum'at terkahir di bulan Ramadhan ini, kembali digelar Ijtima' Ramadhan Nahdlatul Wathan di Mushalla Al Abror Pondok Pesantren Darunnahdlatain NW Pancor. Kegiatan ini merupakan sunatan hasanatan dari almaghfurlah Maulanasyeikh TGKH. M. Zainuddin Abdul Madjid.

Kegiatan Ijtima' Ramadhan dimulai dengan shalat asar berjamaah yang dilanjutkan dengan pembacaan hizib Nahdlatul Wathan. Hadir sebagai penceramah menjelang berbuka puasa adalah Ketua Umum Dewan Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Wathan Tuan Guru Dr. HM. Zainul Majdi, MA yang populer dikenal dengan nama TGB.

Di antara materi ceramah yang disampaikan, ada satu hal yang cukup menarik perhatian saya adalah soal pekikan takbir yang kerap kali kita dengar dilontarkan oleh orang-orang. Terlebih, menjelang Pilpres 17 April 2019 yang lalu.  

Jika kita aktif bermedia sosial, banyak kita jumpai rekaman orang-orang atau bahkan orang yang disebut sebagai tokoh atau panutan meneriakkan takbir dengan nada "provokatif" yang ditujukan untuk menyerang orang yang bersebrangan pilihan politik dengannya.

Menurut TGB yang merupakan Doktor Tafsir Al Qur'an Universitas Al Azhar ini, takbir merupakan kalam mulia yang seharusnya ditempatkan atau digunakan pada tempat yang baik atau mulia pula. Jangan justru dipakai untuk membenci satu sesama umat Islam.

"Sama nilainya orang yang mengatakan sesuatu yang tidak baik dengan orang yang mengatakan sesuatu yang baik tapi tidak pada tempatnya," jelasnya.

Lebih lanjut TGB menjelaskan, sebagai sesama umat Islam, jangan sampai pekikan takbir itu kemudian membuat kita saling benci satu sama lain. Apalagi sampai memberikan cap munafik atau bahkan kafir yang halal darahnya dengan orang yang tidak ikut meneriakkan takbir dengannya.

TGB mencontohkan dulu bagaimana kelompok khawarij yang menggunakan kalam mulia yaitu ayat-ayat al Qur'an yang tidak pada tempatnya.

"Golongan Khawarij menjadi kelompok pertama yang menggunakan ayat-ayat al-qur'an tidak pada tempatnya sehingga menimbulkan permusuhan antar sesama umat Islam. Bahkan, dengan cara mereka seperti itu sampai kemudian menghalalkan darah sesama umat Islam. Sayyidina Ali RA yang merupakan menantu Nabi Muhammad SAW menjadi korban yang dibunuh oleh Kelompok Khawarij lantaran penggunaan ayat-ayat al Qur'an yang tidak pada tempatnya itu," tuturnya.

Untuk itu, di era sosial media saat ini, TGB mengingatkan untuk hati-hati dalam memilih guru atau panutan. Terutama dalam hal mempelajari ilmu agama.

"Jangan lantaran ada orang yang akun media sosialnya memiliki followers banyak lantas kemudian langsung dijadikan sumber rujukan dalam ilmu agama. Ada begitu banyak para tuan guru atau ustadz yang kita memiliki khususnya di NW yang sanad keilmuannya tidak diragukan lagi. Belajarlah dari beliau-beliau itu. Bukan malah mencukupkan diri dengan belajar dari youtube atau media sosial lainnya," TGB mengingatkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun