Berhasil dalam memimpin lembaga keummatan atau ormas keagamaan belum tentu memiliki kafakter kepemimpinan yang mumpuni didalam mengelola lembaga formal.
Terlebih lembaga formal itu, lembaga yang bertanggung jawab pada dunia pendidikan dengan berbagai variannya, Â serta memiliki standar nilai minimal-makasimal yang dikelola oleh badan eksternal tentu sangatlah berat.
Maka, salah satunya jalan adalah fokus dalam satu target,  agar mampu memaksimalkan tenaga dan pikiran hanya  pada satu jabatan formal saja, terlebih jika jabatan itu dimintanya. tentu secara moral harus benar-benar dijaga atas  amanat tersebut, sebab amanah itu adalah sebuah beban kerja yang didelegasikan pada orang dengan harapan bisa dilaksanakan dan memberi manfaat pada pihak lain.
Untuk bisa fokus,  solusinya adalah mundur dari berbagai jabatan rangkap lainnya untuk kemudian fokus dan berikhtiar semaksimal mungkin pada jabatan formal dimaksud. Urusan hasil, benar adanya bahwa itu urusan tuhan, tugas kita hanya ikhtiar maksimal, jika target-target yang  diinginkan tetap tidak tercapai setidaknya ummat akan memakluminya dan menerima apa yang telah diperbuatnya bagi lembaga.
Kita tidak boleh membenarkan hal-hal yang keliru, dengan membiarkan pemimpin berada pada menara gading, namun memakluminya. Sebagai sebuah dinamika seh oke-oke saja, tapi setidaknya secara akdemis atau dunia administrasi organisasi setidaknya masih menggunkaan hitam putih aturan, sop atau pedoman yang ada.
Jadi jika menjadi pemimpin terlebih itu diminta, maka jadilah pemimpin yang bertanggung jawab, fokus dan teruslah bekerja, pemerintah sudah memberikan tunjangan & fasilitas terbaik, Â maka gunakan semua itu untuk lembaga