Mohon tunggu...
Aziz Baskoro Abas
Aziz Baskoro Abas Mohon Tunggu... Freelancer - Tukang Nulis

Doyan Nulis

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Nu'aiman, Sahabat Nabi yang Suka Nge-Prank

26 Februari 2020   15:52 Diperbarui: 27 Februari 2020   00:01 2667
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumbar gambar: ayosurabaya.com

Kalau mendengar kata nabi Muhammad dan sahabatnya, mungkin gong paling nyaring terdengar adalah gong kesalehan dan ke'aliman. Tapi bukan berarti tak ada suara gong lain. Dari ujung sana, terdapat samar-samar suara gong yang tak kalah penting. Agar umat mengetahui secara utuh.

Dalam kitab Shahih Bukhari, terdokumentasi sepenggal kisah dari salah satu sahabat nabi yang doyan mabuk, namanya Abdullah. Lucunya, dia kerap kali mabuk di masjid nabi, bukan di tempat lain. Lantaran dirinya selalu ingin dekat dengan nabi, walau dengan keadaan maksiat. Setiap sehabis mabuk, dengan rela ia menerima sanksi yang diberikan oleh nabi berupa cambukan (jilid). Dan siklus tersebut selalu berulang. Mabuk di masjid, lalu dicambuk.

Hingga suatu ketika, para sahabat lain geram. Mereka mengecam dan mengutuk kelakuan Abdullah. 

"Kamu itu penuh laknat! Di depan nabi, kok, berani maksiat," kata sahabat nabi yang alim.

Menariknya, sikap nabi malah tak membenarkan kecaman tersebut. Nabi menjawab, "Jangan melaknatnya. Karena ia sungguh mencintai Allah dan Rasul-Nya."

Dalam kitab Ihya Ulumuddin juga termaktub seukir kisah salah seorang sahabat nabi bernama Nu'aiman. Ia dikenal karena tengil, jail. Kalau zaman sekarang, ia dikenal sebagai orang yang suka nge-prank.

Suatu hari, Nu'aiman merasa sangat lapar. Dia bergegas mengunjungi kediaman nabi. Sampai di kediaman nabi, ada seorang pedagang makanan yang kebetulan lewat. Lalu ia memberhentikan pedagang itu untuk memesan makanan.

Nu'aiman menyeru penuh percaya diri. "Buatkan makanan yang paling enak untuk nabi. Juga untukku."

Makanan pun siap disantap. Nu'aiman menyerahkan satu porsi makanan itu untuk nabi, dan satu porsi lagi untuk dirinya. Mereka makan dengan lahap. Saat itu, nabi menyangka bahwa makanan tersebut adalah hadiah dari Nu'aiman. Tapi sesaat mereka selesai makan, Nu'aiman berbisik kepada nabi, "Nabi, bayar."

Nabi sedikit terkejut, tapi tetap menanggapi dengan senyuman. Nabi tidak memarahinya, apalagi mengecamnya. Lalu nabi membayar dengan sukarela dua porsi makanan tersebut.

Ketengilan Nu'aiman bukan hanya di situ. Masih di dalam kitab yang sama, dikisahkan bahwa suatu hari, ada orang buta yang menyambangi masjid untuk shalat berjama'ah. Lalu ia bertemu Nu'aiman dan bertanya, "Pak, tempat buang air kecil di mana, ya?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun