Mohon tunggu...
Aziz Baskoro Abas
Aziz Baskoro Abas Mohon Tunggu... Freelancer - Tukang Nulis

Doyan Nulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tugas Kelompok Membuat Mahasiswa Menjadi Bodoh

12 Juni 2018   17:07 Diperbarui: 12 Juni 2018   19:09 680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kerja Kelompok

Tugas kelompok adalah sesuatu yang lumrah dalam dunia kampus. Tujuanya baik, menuntut individu untuk bersosialisasi, mengatur kerja dalam tim, dan bertransaksi intelektual.

Alurnya, ketika mahasiswa diberikan tugas kelompok oleh dosen, biasanya mereka memilih teman dekat untuk menjadi teman kerja kelompok. Alasanya, karena mereka sudah mengenal karakter satu sama lain. Pada konteks ini, artinya mereka memilih bermain didalam zona nyamanya. Padahal, sering kali zona nyaman membuat orang terpuruk dan mentok sana sini untuk mengambil sikap.

Bukti otentik dari kasus tersebut dapat kita lihat lewat sebuah postingan diaplikasi Line. Postingan tersebut berisi keluhan ketika mengerjakan tugas kelompok. Hingga artikel ini ditulis, postingan tersebut mendapatkan lebih dari 14.000 like, lebih dari 600 komentar, dan lebih dari 2000 share.

Salah satu postingan yang berisi keluhan mahasiswa ketika kerja kelompok
Salah satu postingan yang berisi keluhan mahasiswa ketika kerja kelompok
Banyaknya like, komentar, dan share pada postingan tersebut, menandakan adanya antusias. Rasa antusias tersebut menandakan bahwa realita itu ada, terlepas dari apapun respon dan penilaianya.

Dalam konteks kasus-kasus yang berkaitan dengan postingan tersebut, biasanya orang yang memposting, bertujuan untuk menyindir si objek, berharap objek yang disindir membaca postinganya, lalu merasa tersindir dan menyadarinya.

Sering kali fenomena postingan yang berisi keluhan tentang kerja kelompok di media sosial mendapatkan atensi dikalangan mahasiswa. Tapi pertanyaanya, mengapa tidak berbicara secara langsung? Mengapa tidak mengambil sikap tegas kepada si objek yang dituju? Mengapa harus menyindir lewat sosial media? Dari kasus ini, gue coba bongkar pertanyaan diatas berdasarkan pengalaman gue ketika kuliah.

Jawabanya adalah rasa takut. Takut temannya akan tersinggung ketika berbicara langsung, takut temannya akan menjauh, takut akan dikucilkan oleh teman-temannya, yang pada intinya takut kehilangan teman dikampus.

Rasa takut itu yang menyebabkan minoritas dalam kelompok, selalu dimanfaatkan (dibodohi) untuk mengerjakan tugas kelompok sendirian. Sementara teman yang lain hanya mensupport lewat sebuah kalimat basa basi tanpa mau berperan dengan beribu alasan.

Padahal, jika mahasiswa berani untuk berdiri diatas kaki sendiri, atau berani ambil resiko untuk dijauhi kolega kampus karena tidak mencantumkan nama mereka yang tidak mau bekerja dalam kelompok, maka postingan-postingan berisi keluhan tentang kerja kelompok tidak akan muncul. Dan mental itulah yang seharusnya ditanamkan, Ketegasan !

Jadi, tugas kelompok hanya akan membuat mahasiswa menjadi bodoh. Karena mahasiswa yang tidak berani ambil sikap tegas, akan selalu dibodohi oleh teman kelompoknya yang tak mau bekerja.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun