Klaim kebenaran teologi era pra modern, yang dipusatkan pada lembaga keagamaan dengan dimensi spiritualitas rendah yang menyebabkan terjadinya dehumanisasi, akibat dari kekuatan materialisme dalam sains dan kekosongan nilai moral. Bahaya terbesar dari kekosongan nilai moral adalah kemunculan hukum rimba sebagai satu-satunya cara dalam hubungan antar manusia, yang memunculkan Tribalisme, Nuklirisme dan Kanibalisme.
Klaim kebenaran pra modern dan modern diganti dengan klaim kebenaran post modern yaitu klaim teologi yang tidak dapat dipisahkan dari dimensi spiritual yang mendorong nilai-nilai toleransi dengan landasan kedudukan semua yang ada adalah manifestasi kasih sayang, kekuatan dan perasaan yang dimiliki Tuhan.
(KLAIM KEBENARAN TEOLOGI DAN TUNTUTAN ZAMAN: Refleksi Kritis atas Etika Beragama oleh Naupal Naupal)
Klaim kebenaran (truth-claim) dapat menutup pintu pada keterbukaan dan kebinekaan/pluralisme. Padahal, tidak ada seoran gpun yang dapat menembus pemahaman agama secara sempurna karena keterbatasan akal manusia.
Sempalan/aliran dlm Islam banyak bahkan dalam hadits ada 73 golongan dan hanya satu yang selamat yaitu ahli sunnah wal Jamaah/Islam Rahmatal Lil'alamin. Dan masing masing akan mengklaim yang paling benar. Lalu bagaimana cara membedakannya? Kebenaran dalam hal non eksak sifat multi atau tidak tunggal. Artinya sepanjang aliran tersebut mengajar kasih sayang, perdamaian dan toleransi sepanjang itulah aliran tersebut masuk ahli sunnah. Kalau pembahasan nya diperluas selama agama itu mengajarkan damai, kebaikan dan kasih sayang selama itu pula setiap aliran agama boleh mengklaim kebenaran.Â
Jadi perlu saya tekankan bahwa dalam konteks Internal kita harus meyakini bahwa agama atau alirannya adalah benar tapi dalam konteks eksternal fanatisme dan over kultus terhadap klaim kebenaran harus dilunturkan supaya harmonisasi dan toleransi bisa dimunculkan.
Saya tutup dengan quotes : "Kebenaran kita berkemungkinan salah, kesalahan orang lain berkemungkinan benar. Hanya kebenaran Tuhan yang benar-benar benar." #GusMus