Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Sukhoi Oh Sukhoi, Pasar Indonesia Tak Boleh Untuk Rusia?

10 Mei 2012   10:13 Diperbarui: 18 Desember 2019   20:17 2059
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : rootdiesomec.com

Salah satu perusahaan maskapai yang sudah siap sedia memesan SSJ-100 adalah Kartika Airlines (30 unit negosiasi Desember 2008) dan Sky Aviation (12 unit, negosiasi Juni 2011)  total sebanyak 42 unit senilai lebih dari 14,7 trliun rupiah (mengacu pada harga termurah satu unit jenis yang sama $.35.000.000.) Apa jadinya jika beberapa maskapai lain kita lainnya ikut nimbrung membeli produk Rusia tersebut, apakah produsen lainnya tidak terganggu konsentrasinya melihat ancaman tersebut?

Mungkin terlalu naif dan buru-buru mengaitkan tentang adanya kemungkinan sabotase untuk memproteksi pasar Indonesia dari pasukan produk Rusia. Akan tetapi apa yang tidak mungkin dalam dunia bisnis dan dunia intelijen? Tak salah menduga untuk sekadar melihat sisi lain dari "jendela" lainnya bukan?

Lalu jika benar Indonesia telah diproteksi oleh para pemasok untuk tidak boleh memasukkan produk Rusia, apa yang harus dilakukan pemerintah Indonesia? Tentu tidak sulit asalkan pemerintah mengetahui bahwa hampir seluruh sendi ekonomi dikuasai oleh jaringan semacam kartel, termasuk dalam pengadaan pesawat sekalipun. Mereka inilah yang mengendalikan pemerintah dan menentukan kebijakan pemerintah karena tidak menguasai banyak hal dalam urusan yang mereka harus ketahui lebih mendetail.

Di Rusia sendiri mulai timbul pertanyaan mendalam ada apa dengan pasar Indonesia terhadap produk Rusia. Menurut beberapa informasi kantor berita Rusia  RIA Novosti. Dari beberapa kalangan d Rusia menilai adanya indikasi pesawat dibajak sebelum jatuh. 

Tak heran kondisi ini menarik menarik perhatian Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev menginstruksikan Departemen Perindustrian, Kementerian Luar Negeri dan United Aircraft Building Corporation untuk menyelidiki insiden jatuhnya Sukhoi Superjet-100 di Indonesia pada Rabu, 9 Mei.

Meskipun kita coba melihat dari jendela yang lain, kita berharap semoga tidak ada indikator sabotase intelejen asing serta perang antar kartel dalam hal ini karena yang rugi adalah orang-orang yang tidak mengerti ujung pangkalnya saja. Kita juga berharap tidak ada pihak asing dalam memproteksi Indonesia dari produk Rusia. Dan semoga tidak ada lagi jatuhnya korban lainnya melalui mekanisme dagang berbaur politik yang tidak terpuji dalam berbisnis.

Salam Kompasiana

abanggeutanyo

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun