Mohon tunggu...
Giwangkara7
Giwangkara7 Mohon Tunggu... Dosen - Perjalanan menuju keabadian

Moderasi, sustainability provocateur, open mind,

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Profesor Kelas Dunia di Indonesia

1 Juni 2021   08:16 Diperbarui: 1 Juni 2021   08:37 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

World Class Professor, hari ini adalah harinya. Pemerintah mengadakan Zoom Meeting bagi perguruan tinggi yang berminat untuk mengikuti program ini. Program untuk mengundang Profesor Kelas Dunia, agar hadir di perguruan tinggi-perguruan tinggi di Indonesia. Perguruan tinggi memiliki akses yang sama. Bahkan pada tahun lalu, panitia dari Kementrian menyarankan agar kampus-kampus "gajah" seperti UGM, UI, ITB, IPB, Unair, dan lain-lain. Jangan terlalu antusias untuk mengikuti acara ini. Karena, tidak difasilitasi pemerintah-pun, mereka bisa mendatangkan Profesor Kelas Dunia, dan memiliki reputasi penelitian yang mendunia. 

Pemerintah mau agar perguruan tinggi lainnya, yang masih kelas menengah ke bawah, agar mendapatkan dosen tamu dari Profesor Kelas Dunia ini. Mereka yang sudah berkelas dunia ini adalah para ilmuwan Indonesia yang bekerja di perguruan tinggi dan lembaga riset di berbagai belahan dunia, terutama negara-negara maju. Para diaspora ini berkumpul dalam satu wadah yaitu Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional yang memiliki website di SINI. Saya pernah mengundang ilmuwan dari Finlandia, yang menekuni Biokimia. Memberikan pencerahan tentang pendidikan IPA dan bio kimia bagi mahasiswa dan dosen di tempat kami. 

Diaspora adalah salahsatu aset bangsa yang perlu dimanfaatkan untuk akselerasi kemajuan bangsa. Negara India dan China adalah salah satu contohnya. Mereka memanggil para diaspora untuk memperkuat kemajuan bangsa. Para diaspora belajar dan bekerja di luar negeri. Menyerap ilmu pengetahuan dan berkontribusi bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kontemporer. Sejak beberapa tahun yang lalu. Dimasa pemerintahan SBY. diaspora Indonesia sudah mulai secara sistematis dan organisatoris bersinergi dengan pemerintah, baik melalui Kementrianj Luar Negeri maupun Kementrian yang mengurusi penelitian dan pendidikan. Kini di era Mas Menteri, program ini akan terus berjalan, dan mungkin akan ada terobosan-terobosan baru dalam program ini. Even the best can be improved! Setiap yang baik, bisa ditingkatkan menjadi lebih baik lagi. 

Pengalaman di China. Kampus tetangga saya, Wuhan University, bisa mendatangkan ilmuwan peraih hadiah Nobel. Untuk bisa mendatangkan tokoh tersebut, saya kira kampus tersebut berinvestasi pada lingkungan ilmiah dan ilmuwan internalnya, sehingga terbentuk komunitas yang dapat mendengarkan dan memahami bidang ilmu terkini dari pembicaraan peraih Nobel tersebut. Ini bukan kampus nomor satu di China, tetapi mampu bertindak yang fenomenal. Ke depan, kita berharap kampus-kampus di Indonesia akan mengundang tokoh-tokoh peraih Nobel, dan meningkatkan kualitas risetnya. Di Googling ada tahun 2016, di Universitas Indonesia, seorang peraih Nobel berbicara bagi komunitas ilmiah Indonesia. Videonya di SINI.

Ada dua macam kampus, Teaching University dan Research University. Umumnya perguruan tinggi di Indonesia masih sibuk sebagai Teaching University.  Hanya sebagian kecil yang sudah naik tingkat ke universitas riset. Semoga ke depan, perguruan tinggi sudah mulai menata diri. Menyiapkan diri sebagai universitas riset atau universitas yang fokus untuk mencetak sarjana saja. 

Pemerintah saat ini membuka peluang untuk perguruan tinggi negeri dan swasta untuk maju bersama. Iklim persaingan juga terbuka dengan masuknya perguruan tinggi asing ke Indonesia, antara lain Monash University di Banten. Pengelolaan perguruan tinggi model lama harus direformasi agar bisa bertahan di iklim persaingan global. Kalau tidak bisa, masih pola lama, kekeluargaan yang berdasarkan KKN-isme, tanpa meritokrasi, maka silahkan alami masa sulit, silahkan merger, atau asetnya dijual kepada yang lebih profesional. 

Selamat datang para putra terbaik Indonesia yang menjadi ilmuwan di luar negeri. Tularkan semangat kemajuan ilmu pengetahuan bagi bangsa kami, agar generasi muda tercerahkan, agar pemerintah mendengar dan memfasilitasi demi tercapainya kemajuan pembangunan nasional Indonesia yang berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi, tanpa melupakan jati diri bangsa Indonesia yang Pancasilais, yang bertumpu pada nilai-nilai Ketuhanan Yang maha Esa dan Persatuan Indonesia dalam satu nafas keindonesiaan. Hidup Pancasila, Hidup Indonesia, Masa Bonus Demografi jangan sampai tersia-siakan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun