Dalam pergaulan sehari-hari antar teman, ada orang atau banyak orang yang berprinsip "loe baik sama gue maka gue baik sama loe, sebaliknya loe gak baik sama gue ya gue gak baik sama loe." Jika sudut pandang ini diperlebar maka urusan tolong, membantu dll akan berdasar pada apa yang dilakukan orang ke kita sehingga kita kehilangan dasar agama dan sosial.
Prinsip ini kelihatannya normal dan gak salah tapi benarkah gak salah? Prinsip ini jika dilihat dari kacamata Agama, jelas salah. Agama mengajarkan kita untuk berbuat baik dan menolong ke semua manusia sedangkan respon balik dari yang ditolong tidak menjadi keharusan. Utamanya karena Allah menyuruh kita berbuat baik.Â
Bahkan Nabi Muhammad SAW mencontohkannya. Saat Nabi Muhammad memberi makan orang buta Yahudi yang pekerjaaannya menghina beliau itu menunjukan bahwa kita harus baik sama orang perkara orang tidak berbuat baik sama kita itu bukan landasan kita. Sebab perbuatan kita memang harus diniatkan lillah sehingga  tidak ada timbal balik pun tidak masalah.
Dilihat dari kacamata sosial, prinsip "loe baik sama gue maka gue baik sama loe, sebaliknya loe gak baik sama gue ya gue gak baik sama loe" jelas mematikan fungsi silaturahim dan membuat kita menjadi terpecah berkubu-kubu. Menjadi eksklusif. Tidak mau terbuka dengan perbedaan. Ujung-ujungnya kita akan memusuhi orang lain entah itu secara diam-diam atau terang-terangan.
Semoga saja kita semua mau mencontoh teladan kita yakni Nabi Muhammad SAW bahwa sebisa mungkin kita berbuat baik pada semua orang dengan niatan lillah tanpa ada keharusan orang lain berbuat baik pada kita. Prinsipnya pun dirubah "Loe baik sama gue ya gue baik sama loe, Loe gak baik sama gue tetep gue akan baik sama loe".