Munggahan adalah tradisi Masyarakat Islam suku Sunda dalam menyambut datangnya bulan Ramadhan. Hal ini biasanya dilakukan beberapa hari sebelum bulan puasa tiba, misalnya dengan berkumpul bersama keluarga dan teman untuk sekedar makan-makan (botram) dan saling bermaafan.
Munggahan berasal dari Bahasa Sunda yaitu 'unggah' yang berarti naik. Dapat diartikan naik ke bulan suci atau tinggi derajat. Tradisi munggahan sejak dulu sampai saat ini masih terlaksana dengan baik dan penuh antusias oleh masyarakat muslim, khususnya Muslimin muslimat yang berada di tanah Sunda, selalu melakukan tradisi munggahan. Ada sedikit perbedaan pelaksanaan Munggahan. Orang Majalengka, Kuningan dll munggahan itu sahur pertama bulan Ramadhan sedangkan Orang Bandung, Purwakarta, Kerawang dll cenderung sebelum hari H Ramadhan.
Munggahan juga bisa jadi ungkapan rasa syukur dan gembira karena sebentar lagi akan memasuki bulan yang mulia yakni Bulan Ramadhan. Kita faham dan tahu bahwa didalam Bulan itu mengandung banyak sekali nilai tambah. Amalan dinilai berlipat-lipat, dosa -- dosa diampuni dan pintu -- pintu surga dibuka. Ibarat bonus maka Bulan Ramadhan adalah bulannya bonus pahala.
Disamping bertujuan untuk bersilaturahmi, berkumpul bersama saling memaafkan ( membersihkan dosa sesama manusia ), momen munggahan juga bisa untuk mendiskusikan persiapan atau harapan target-target selama Ramadhan. Misalnya khatam beberapa juz, sholat tarawih full, sholat malam full dll. Sayangnya yang terjadi malah sebaliknya, Munggahan hanya sekedar makan belaka padahal semestinya diisi dengan merancang agenda atau target selama Ramadhan.
Marhaban ya Ramadhan..