Mohon tunggu...
Aafajar
Aafajar Mohon Tunggu... Guru - Guru PAUD

Pembelajar Yang Tidak Pernah Pintar (email : aafajaroke@gmail. com)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Setiap Jiwa Memiliki Fitrah Merdeka, Jagalah!

17 Agustus 2019   20:48 Diperbarui: 17 Agustus 2019   20:57 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Aa Fajar

Merdeka. Sejatinya setiap kita, siapapun, dimanapun, dan apapun profesinya adalah manusia yang merdeka tanpa proklamasi. 

Karena merdeka bukanlah pilihan, melainkan suatu kepastian yang melekat kuat pada setiap jiwa. Semua yang berjiwa memilikinya walau terlahir dari rahim seorang budak terjajah. 

Merdeka juga bukanlah sekadar semboyan yang harus diucapkan dengan lantang agar dapat menerjang halang rintang. Karena seorang yang terlahir bisu pun membawa kemerdekaan yang  menyatupadu dalam dirinya meski tak bisa diucapkannya.

Merdeka pun bukan suatu kebebasan yang harus dibuktikan dengan mengangkat kedua tangan terkepal tinggi-tinggi. Karena tidak sedikit orang terlahir tanpa tangan namun dapat menjalani kehidupan dengan lebih merdeka daripada mereka yang lengkap anggota tubuhnya.

Karena merdeka dimiliki oleh setiap jiwa, inilah yang disebut "Fitrah Merdeka". Keberadaannya tak cukup diungkapkan hanya dengan kata-kata, teriakan, dan gerakan tangan semata. Namun Ia dapat terlihat dari sikap, gerak dan hasil nyata, serta keadaan diri yang berubah menjadi lebih baik. 

Untuk mewujudkannya diperlukan kesadaran, kesungguhan, dan sinergi antar anggota tubuh baik jasmani maupun rohani. 

Andai para pejuang republik ini tidak memiliki  fitrah merdeka, pasti mereka akan pasrah menerima segala bentuk penindasan dari para kolonial. Mereka akan memilih hidup enak menjadi kaki-tangan penjajah, namun mereka tidak memilih itu.

Karena mereka terlahir membawa fitrah merdeka, yang kemudian fitrah tersebut terasah oleh lingkungannya dengan baik sesuai sifat aslinya. Sehingga, pada waktunya mereka rela bergerak mengerahkan jiwa dan raganya untuk menentang berbagai penindasan di sekitarnya. 

Pasrah menikmati hidup sebagai rakyat terjajah atau memilih hidup susah dan bersakit-sakit karena berjuang mengusir penjajah, merupakan pilihan yang ada kala itu yang berkecamuk dalam jiwa  mereka. Itulah suatu fitrah yang telah diberikan oleh Allah Swt pada setiap jiwa. Sebagaimana firmannya : 

"demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)nya, Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya,sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu) dan sungguh rugi orang yang mengotorinya" (QS. Asy-Syam : 7 - 10) 

Allah Swt telah memberikan kepada setiap jiwa fitrah merdeka untuk memilih jalan hidupnya. Ingin memilih jalan kebaikan, silakan. Ingin menempuh jalan kejahatan, silakan. Beruntunglah orang yang memilih jalan kebaikan meski menyakitkan. Dan merugilah orang yang memilih jalan keburukan walaupun itu membahagiakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun