Di Goa Sulawesi Selatan seorang anak terlihat tengah sibuk mengumpulkan sisa snack box saat HUT perayaan RI ke 80. Si anak malah tersenyum polos ketika sebuah kamera menangkap aksinya. Ini bukan cerita miris maupun hina. Tak ada yang salah dari kegiatan mengambil sisa snack. Toh yang diambil yang kondisinya masih utuh juga.
Yang membuatnya viral adalah kebiasaan itu jarang dilakukan oleh orang kebanyakan. Bukan karena orang tak sudi melakukannya tapi karena gengsi. Gengsi karena takut dikira tak mampu beli atau gengsi karena takut disamakan dengan pengemis.
Tapi seorang anak kecil tak mengenal kata gengsi. Mereka polos dan hanya melihat ada sesuatu dengan lebih sederhana. Ada makanan tapi terbengkalai. Apalagi yang bisa dilakukan selain mengamankan?
Lah kalau saya sih, tiap lihat ada snack temen nganggur jangankan nunggu terbengkalai, masih akan dimakan pun sudah saya sikat duluan, hahaha.
Belakangan snack-snack untuk pejabat mendadak ramai pasca viralnya video si anak tadi. Netizen marah, seolah gambaran ini tak layak muncul di kala Indonesia tengah merayakan kemerdekaannya yang ke 80 tahun.
Persoalan snack memang tengah menjadi sorotan, bahkan ketua DPR RI Puan Maharani pun turut bersuara. Menurutnya banyak sisa snack ketika rapat DPR yang dinilainya mubazir.
Lalu keluarlah imbauan dari sang ketua DPR untuk menghabiskan snack yang disajikan ketika rapat. "Ya saya selalu mengimbau agar setiap rapat makanan yang disajikan itu jangan kemudian berlebihan, namun bisa disesuaikan sesuai dengan kebutuhan." (detik.com)
Mungkin saja ini imbas dari berita viral si bocah tadi. Bukan karena cerita tadi membuat terenyuh tapi saya lebih percaya bahwa negeri ini masih saja memprioritaskan suatu masalah berdasarkan tingkat keviralan.
Persoalan snack sisa ini sebetulnya sudah berlangsung lama dan turun temurun. Sebetulnya ini terjadi tak hanya di kegiatan pemerintahan saja tapi juga di acara-acara lain non pemerintahan. Masalahnya adalah isu ini mencuat dari kegiatan pemerintahan yang tentu akan menimbulkan gejolak di masyarakat.
Bagaimana tidak, snack-snack itu didanai oleh keuangan negara yang didapat dari hasil pungutan pajak. Sementara di sisi lain, kondisi ekonomi masyarakat saat ini sedang tidak baik-baik saja. Pengangguran, kelaparan dan kemiskinan masih terjadi di mana-mana. Wajar kiranya kalau netizen sewot dan geram.
Sebenarnya isu soal snack pejabat pernah muncul sebelumnya. Pada Juli 2025 lalu Menteri Koordinator Bidang Pangan Indonesia Zulkifli Hasan kedapatan tengah mengambil sisa-sisa snack rapat untuk dibagikan kepada wartawan. Tak lupa ia juga mengambil satu snack untuk dimakannya sendiri sebagai bentuk kebersamaan.