Mohon tunggu...
Hazimul Fikri Addien
Hazimul Fikri Addien Mohon Tunggu... Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Suka mie ayam

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Manusia Pertama Adalah Seorang Muslim: Menelusuri Asal Usul Agama Islam dan Sasaran Dakwah

22 April 2025   12:05 Diperbarui: 17 Juni 2025   14:54 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Foto: Lawrence of Arabia ((Sumber: Pinterest))

Oleh: Syamsul Yakin(Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) dan Hazimul Fikri Addien (Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Dalam pandangan agama Islam, umat manusia pertama, yakni Nabi Adam, diyakini sebagai seorang Muslim. Bahkan, seluruh nabi yang diutus oleh Allah SWT untuk membimbing umat manusia, pada dasarnya adalah para pembawa agama yang sama, yaitu Islam. Rasulullah SAW bersabda, "Para nabi bagaikan saudara seayah. Agama mereka satu, yaitu Islam, tetapi syariat mereka berbeda-beda" (HR. Bukhari dan Muslim). Hal ini menegaskan bahwa meskipun setiap nabi membawa syariat yang berbeda sesuai dengan kebutuhan umat pada zamannya, agama yang dibawa adalah satu, yakni Islam.

Syariat dalam konteks ini dapat dipahami sebagai aturan atau hukum yang diturunkan oleh Allah SWT untuk masing-masing nabi, yang bisa jadi berbeda antara satu nabi dengan nabi lainnya. Namun, agama yang mereka ajarkan tetaplah sama, yaitu Islam. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an, "Dan untuk tiap-tiap umat di antara kalian (umat Muhammad dan umat-umat sebelumnya), Kami berikan aturan dan jalan yang terang" (QS. al-Maidah/5: 48). Ayat ini menegaskan bahwa meskipun ada perbedaan dalam aturan (syariat) yang diturunkan, inti dari agama yang dibawa oleh para nabi adalah sama: Islam.

Nabi Isa dan Umat Muslim

Contoh yang jelas dari umat yang awalnya Muslim dapat dilihat pada umat Nabi Isa. Dalam Al-Qur'an, Allah menceritakan kisah Nabi Isa yang mendapati banyak pengikutnya, para Hawwariyyun (sahabat-sahabat setia Nabi Isa), yang tetap mempertahankan keimanan mereka meskipun ada penolakan dari sebagian besar Bani Israil. Dalam surat Ali Imran ayat 52, Allah berfirman, "Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran Bani Israil, dia bertanya, 'Siapakah yang akan menjadi pembela-pembelaku untuk menegakkan agama Allah?' Para Hawwariyyun menjawab, 'Kamilah pembela-pembela agama Allah. Kami beriman kepada Allah dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang muslim.'"

Pernyataan para sahabat Nabi Isa ini menunjukkan bahwa umatnya pada awalnya adalah umat yang menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah, yang dalam bahasa Arab disebut sebagai "muslim."

Menyerahkan Diri kepada Allah

Konsep Islam itu sendiri adalah menyerahkan diri kepada Allah, seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur'an, "Dan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya dia telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh" (QS. Luqman/31: 22). Dalam tafsir Jalalain, dijelaskan bahwa "menyerahkan dirinya kepada Allah" berarti menaati-Nya, sedangkan "berpegang kepada buhul tali yang kokoh" adalah metafora untuk berpegang pada Islam, agama yang paling kuat dan tidak akan putus.

Sasaran Dakwah: Mengembalikan Umat kepada Islam

Sasaran dakwah Islam adalah untuk mengembalikan umat manusia kepada agama yang hak, yaitu Islam. Hal ini tidak hanya berlaku bagi umat yang sudah beriman, tetapi juga bagi orang-orang yang belum mengenal Islam. Allah SWT berfirman, "Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu, 'Jika mereka berhenti (dari kekafirannya), niscaya Allah akan mengampuni mereka tentang dosa-dosa mereka yang sudah lalu'" (QS. al-Anfal/8: 38). Ayat ini menggambarkan bahwa dakwah Islam adalah panggilan untuk semua umat manusia, termasuk orang-orang yang kafir, untuk kembali kepada jalan yang benar.

Bahkan, dalam Al-Qur'an, Allah menjanjikan pengampunan bagi mereka yang kembali kepada-Nya setelah bertobat. "Dan orang-orang yang beriman dan beramal saleh, benar-benar akan Kami hapuskan dari mereka dosa-dosa mereka dan benar-benar akan Kami beri mereka balasan yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan" (QS. al-Ankabut/29: 7). Ini menunjukkan bahwa dakwah memiliki tujuan yang mulia, yaitu mengajak semua orang untuk kembali kepada Islam dan mendapatkan ampunan dari Allah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun