INFLASI MEMPENGARUHI HARGA BAHAN PANGAN DI KOTA PANGKAL PINANG
Ternyata makanan memberikan kontribusi penting dalam banyak aspek, termasuk ekonomi, sosial dan politik. Pengaruh bahan baku pangan itu sendiri adalah kestabilan distribusi permintaan dan penawaran. Fluktuasi harga pangan disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu kelangkaan pasokan pangan, tingginya permintaan masyarakat, cuaca buruk, dan adanya hama pada tanaman pangan. Di dalam negeri, harga pangan yang berkontribusi terhadap inflasi dan deflasi adalah beras, jagung, kedelai, tepung terigu, gula pasir, minyak goreng, bawang merah, cabai, telur, daging, ikan segar, dan susu. Inflasi didefinisikan sebagai kenaikan terus menerus dalam harga barang dan jasa secara umum. Menekan inflasi dapat mengakibatkan tingginya angka pengangguran, kemiskinan dan Indeks Pembangunan Manusia. Di Indonesia, tingkat inflasi dilaporkan oleh Statistics Finland dengan menggunakan Consumer Price Index (CPI). CPI adalah indeks yang menghitung rata-rata perubahan harga dari kumpulan barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga selama periode tertentu. Inflasi tersebut disebabkan oleh kenaikan harga-harga yang dibuktikan dengan peningkatan tujuh pos pengeluaran, yaitu makanan, perumahan, sandang, kesehatan, pendidikan, hiburan dan olahraga, serta transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan. Dari ketujuh kelompok pengeluaran tersebut, harga pada kelompok bahan pangan seringkali meningkat baik karena tekanan permintaan maupun penurunan penawaran.
Pangan merupakan barang strategis karena memenuhi kebutuhan dasar manusia, yang juga merupakan bagian dari perwujudan hak asasi setiap orang Indonesia. Pangan sendiri didefinisikan sebagai sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun yang tidak diolah. Makanan yang dimaksudkan untuk konsumsi manusia sebagai bahan dalam makanan atau minuman, termasuk bahan tambahan makanan, pengolahan atau pembuatan makanan dan minuman. Bahan pangan yang mengalami kenaikan harga di setiap tahunya antara lain yaitu
- Ikan Kerisi Ikan Kerisi. Ikan kerisi merupakan salah satu jenis ikan yang harganya sering mengalami kenaikan setiap tahunnya. Ikan ini merupakan jenis ikan segar yang banyak disantap oleh masyarakat Pangkal Pinang dan sekitarnya. Saat ini Cherisikas menempati urutan pertama dengan inflasi sebesar 0,1652% di kota Pangkal Pinang pada Juli 2018.
- Harga bayam. Bayam merupakan makanan dengan tingkat harga yang relatif tinggi. Pada 2018, inflasi bayam sebesar 0,1260 persen. Hal itu terjadi karena curah hujan yang sangat tinggi sehingga para petani tidak bisa panen.
- Harga cabai rawit Cabe rawit merupakan salah satu barang pertanian yang sangat dipengaruhi oleh musim dan mudah rusak. Pada tahun 2017, inflasi cabai menghadapi perubahan harga yang cukup besar yang mempengaruhi inflasi selama ini. Fluktuasi harga cabai rawit disebabkan faktor permintaan dan penawaran yang tinggi.
- Harga ikan kembung. Ikan kembung merupakan salah satu jenis ikan segar yang harganya sering mengalami kenaikan setiap tahunnya. Karena ikan ini sangat baik untuk dikonsumsi dan memberikan manfaat bagi kesehatan tubuh. Keuntungan yang ditawarkan antara lain:
- mampu mengobati penyakit ringan, mengatasi depresi, kanker, kecerdasan, menyehatkan pencernaan, kolesterol dll. Ikan ini banyak mengandung zat besi, lemak, protein dan juga vitamin A. 5. Harga beras. Beras merupakan salah satu bahan makanan yang memberikan sumbangan inflasi cukup besar sebesar 0,62 persen pada Januari 2018. Inflasi pada kelompok pengeluaran makanan sebesar 2,34 persen dengan pangsa 0,48 persen, diikuti oleh kelompok makanan lainnya. Kenaikan harga beras tersebut disebabkan karena kekurangan pasokan di beberapa daerah. Namun jika pasokan di daerah cukup, proses transmisi akan membatasi ke kota-kota, sehingga harga beras akan naik.
- Harga Cumi. Cumi-cumi merupakan salah satu makanan favorit banyak orang. Cumi-cumi merupakan jenis makanan laut yang terdapat di daerah pesisir seperti Indonesia bagian selatan. Cumi-cumi juga mengandung protein dan vitamin yang konon baik untuk hemoglobin darah, yaitu memperkuat tulang, memenuhi kebutuhan protein tubuh serta meningkatkan perkembangan otak dan saraf. Selain itu, cumi-cumi juga menjadi primadona di bidang kuliner karena olahannya banyak dinikmati kalangan muda maupun tua. Karena itu, cumi-cumi menjadi faktor pendorong inflasi/deflasi pangan. Pada tahun 2018, cumi-cumi di Kota Pangkal Pinang mengalami deflasi sebesar -0,0407 persen.
Harga ikan tenggiri berpengaruh positif karena penduduk kota Pangkal Pinang banyak yang meminta ikan tenggiri. Di Kota Pangkal Pinang, ikan tenggiri dijadikan sebagai sumber pangan bagi warga Kota Pangkal Pinang, karena ikan tenggiri merupakan salah satu makanan khas Bangka Belitung yang utamanya merupakan penghasil hasil laut. Ikan tenggiri di Kota Pangkal Pinang diproduksi dalam bentuk olahan makanan seperti pempek dan kerupuk. Sebaliknya, produk makanan negatif disebabkan oleh tingkat harga yang rendah, seperti harga sayuran dan telur, yang harganya lebih rendah dibandingkan dengan harga yang lebih tinggi di pasar ikan. Selain itu, makanan ini bukan bagian dari konsumsi sehari-hari, dampaknya terhadap masyarakat kecil, karena inflasi sangat dipengaruhi oleh minyak, listrik, rumah dan lain-lain.
Sumber jurnal :
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H