Jembrana -- Sebanyak 11 siswa dengan down syndrome di SLB Negeri 1 Jembrana mendapat kesempatan mengasah keterampilan motorik sekaligus melestarikan budaya lokal melalui pelatihan kesenian tradisional Berko. Program ini digagas Tim Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian kepada Masyarakat (PKM-PM) Universitas Pendidikan Ganesha yang berlangsung sejak Juli hingga September 2025.
Kepala Sekolah SLB Negeri 1 Jembrana, Sri Mariati, S.Pd., M.Pd., menyambut baik kehadiran program tersebut. "Selama ini kegiatan seni di sekolah masih jarang dilakukan karena keterbatasan tenaga ahli. Kehadiran PKM-PM menjadi peluang besar bagi siswa untuk mendapatkan pengalaman belajar seni yang sebelumnya belum pernah mereka rasakan," ujarnya.
Program bertajuk "Kreativitas Anak Kita" ini menghadirkan seni Berko yaitu kesenian khas Jembrana yang memadukan tari, makidungan, dan gamelan sebagai media pembelajaran sekaligus terapi. Pelatihan ini dilakukan dengan metode GENTA (Gerak, Ekspresi, Nada, dan Tata Irama) yang dimodifikasi dari metode imitasi (Feryantari, 2023).
Anak-anak dilatih secara bertahap mulai dari pengenalan, pelatihan, pendampingan, hingga pementasan. Mereka berlatih gerak tari dasar, melantunkan tembang, hingga memainkan alat musik sederhana. Hasilnya, siswa dengan down syndrome menunjukkan perkembangan positif dalam keseimbangan, koordinasi gerak, serta keberanian tampil di depan umum.
Sebagai puncak kegiatan, tim menggelar pementasan seni Berko di Aula SLB Negeri 1 Jembrana. Acara yang dihadiri guru, orang tua, dan masyarakat ini menjadi bukti nyata bahwa anak berkebutuhan khusus mampu berkreasi sekaligus berkontribusi dalam pelestarian budaya. "Bagi anak-anak yang sebelumnya belum mengenal cara memainkan alat musik Berko atau menyesuaikan nada makidungan, program ini sangat membantu. Dengan latihan berkala, mereka akhirnya mampu tampil dan berhasil pentas dengan hasil maksimal. Semoga seni Berko terus diajarkan di sekolah bagi anak-anak berkebutuhan khusus lainnya," tutur salah satu guru SLB N 1 Jembrana.
Selain pelatihan dan pementasan, tim PKM-PM juga menyiapkan buku pedoman, akun media sosial, serta video pementasan yang diunggah pada akun YouTube. Publikasi melalui media massa turut dilakukan agar program ini dapat menjangkau masyarakat lebih luas.
Adapun tim PKM-PM terdiri dari ketua I Gusti Ayu Kade Devi Suciantari dengan anggota Ni Made Melani Septia Dewi, Ni Luh Surya Adnyani, Putu Nia Adnyani, dan Komang Linda Saputri. Kegiatan ini menegaskan bahwa seni tradisional bukan hanya warisan budaya, tetapi juga sarana inklusif untuk membangun keterampilan motorik dan rasa percaya diri anak berkebutuhan khusus.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI