Bagi saya, manusia itu sama. Tidak peduli Warga Negara Indonesia (WNI) ataupun Warga Negara Asing (WNA). Semuanya manusia. Punya kepala, ada kaki, banyak bulu. Sama saja. Soal warna kulit dan mata berbeda, ya, itu manusiawi. Saudara kembar saja punya perbedaan.
Perbedaan antara WNI dan WNA cuma satu, kewarganegaraan. Jika warga Indonesia ke Italia, di sana mereka juga menjadi WNA. Kebetulan, WNI dapat pula dipanjangkan menjadi Warga Negara Italia. Sudah lucu? O, belum. Mohon maaf sidang pembaca yang budiman, anggap saja sudah lucu. Begitu, dong. Terima kasih.
Minder di hadapan WNA? O, tidak. Di hadapan hantu saja saya tidak minder, apalagi di hadapan sesama manusia. Saya hanya minder di hadapan mertua. Itu pun karena alasan khusus yang tidak bisa saya tawar. Puluhan tahun mertua mengasuh anak gadisnya, begitu dewasa saya renggut dari dekapan mereka. Bagaimana bisa saya tidak merasa minder?
Itu saya. Bagaimana dengan penduduk Indonesia yang lain? Sama saja. Bule, berasal dari kata bulai yang berarti putih kemudian dilafalkan menjadi bule, yang saban hari berjemur di Kuta tidak akan saya ajak untuk berswafoto seklik-dua klik. Lo, memang dia siapa? Artis? Pesohor? Tokoh publik?
Beda perkara kalau yang tengah berjemur itu Lewis Capaldi atau Adam Levine. Boleh juga Adele atau Lady Gaga. Kalau mereka, ya, saya mau berfoto bersama. Hal serupa berlaku kalau saya kebetulan bersua dengan Lionel Messi, Andre Agassi, atau Marc Marquez.
Namun, ada satu pendatang dari Amerika Serikat yang petantang-petenteng di Twitter. Dengan lagak manusia paling heboh sedunia, ia secara tersirat berkata bahwa Bali adalah tempat paling nyaman untuk ditinggali sekalipun secara ilegal atau tanpa izin.
Kristen Gray namanya. Aduh, saya selalu kebat-kebit membaca nama itu. Bukan apa-apa, ingatan saya langsung terarah pada satu karakter fiktif, Christian Grey. Sudahlah, abaikan sosok yang diperankan oleh Jamie Dornan itu.
Kita fokus bergosip saja. Nah, kabar burungnya begini. Adalah Kristen Gray dan pasangannya ke Bali pada 2019 lalu. Semasa doi di Los Angeles, Amerika Serikat, dia pailit sebangkrut-bangkrutnya. Ia pun memutuskan untuk “liburan” bersama kekasihnya, Saundra, di Bali. Alasannya berlibur, faktanya menetap lama.
Saya menduga Gray juga sama seperti saya, manusia yang tercipta dari tanah. Hanya saja, bahan dasar penciptaan Gray barangkali diambil dari tanah sengketa. Tidak heran jika sebagai tamu pun dia ngelunjak. Berikut ini cuitan Gray tentang keuntungan menetap di Bali.