"Bukan fatwa yang menimbulkan kegaduhan, tapi ucapan Ahok." ~ K.H. Ma'ruf AminÂ
Pernyataan tersebut jelas-jelas tidak berterima bagi khalayak pendokung Ahok. Segelintir di antara mereka bahkan tidak bisa memaafkan Kiai Ma'ruf. Maka, kalangan yang tidak bisa memaafkan itu sontak melawan dan mengancam akan memilih golput pada Pilpres 2019.
Tentu saja khalayak loyalis Ahok berhak menentukan pilihan apakah golput atau tetap mendukung Jokowi. Itu hak politik mereka. Namun, Kiai Ma'ruf juga berhak untuk menerima pinangan Pak Jokowi. Beliau tentu punya alasan, pikiran, dan pendapat sendiri terkait persetujuannya menjadi Cawapres. Meminjam pendapat Gus Dur, gitu aja kok repot.
Apakah salah apabila Kiai Ma'ruf menerima pinangan Pak Jokowi? Jelas tidak salah. Mau ditilik dari sudut mana pun, beliau tidak bisa dipersalahkan. Pak Jokowi juga tidak bersalah. Beliau berhak memilih siapa saja yang beliau inginkan untuk mendampingi beliau. Mau Memet mau Maman, itu hak beliau.
Ada beberapa hal yang mesti kita ingat.
Pertama, politik itu cair. Kemarin bilang A, hari ini bilang B, besok mungkin C. Tidak ada yang aneh. Biasa-biasa saja.
Barangkali kita masih ingat bahwa petinggi PDIP, dulu, ada yang pernah menandaskan bahwa partai berlambang moncong putih itu tidak butuh suara dari pemilih Muslim.Â
Sekarang situasinya berbeda. Mana tahu kini PDIP sudah membutuhkan suara dari pemilih Muslim. Dan, penahbisan Kiai Ma'ruf selaku pendamping Pak Jokowi adalah alamat yang terang terhadap kebutuhan itu.
Jadi, tidak usah heran. Dulu, beberapa tahun silam sewaktu Ibu Mega maju melawan SBY, beliau pernah memilih Pak Prabowo selaku pasangan. Ndilalah, pendukung Jokowi mulai gerah dan mengungkit-ungkit masa lalu Pak Prabowo hanya karena mantan menantu Pak Harto itu tetap ngeyel melawan Jokowi. Dulu mereka ke mana sehingga tidak berkoar-koar menghujat Pak Prabowo. Tidak aneh, tidak ada yang aneh, sebab politik memang cair.
Maka, alangkah ajaib jikalau sekarang gerah dan gempar lantaran Pak Jokowi memilih Kiai Ma'ruf. Yang sedang-sedang saja, begitu lirik lagu dangdut yang dipopulerkan oleh Vetty Vera. Boleh jadi yang kita benci hari ini esok-esok akan kita cinta. Jadi, jangan lebay.
Kedua, Kiai Ma'ruf berhak dipilih dan memilih. Sebagai warga negara, beliau punya hak suara. Tidak peduli usia atau latar belakang, beliau berhak mendampingi Pak Jokowi.