Sekarang, bagiku, penulisan di sudah sangat remeh. Seremeh membedakan rindu dan cemburu. Mula-mula kulihat kata yang mengikuti di. Jikalau diikuti kata kerja, pasti kugabung. Dipeluk, misalnya. Atau, dimakan. Karena peluk dan makan adalah kata kerja, jadilah kugabungkan penulisannya. Tentu akan berbeda dengan batu atau meja, sebab keduanya merupakan kata benda. Maka di batu dan di meja yang tepat, bukan dibatu atau dimeja.
Dari kamu juga aku tahu bahwa kata depan di berfungsi untuk menandai tempat berada dan digunakan di depan kata benda. Maka, akan kupisahkan apabila kutemukan di yang diikuti oleh kata benda. Selain itu, kukenali pemisahan itu dari kata rujukan tempat.Â
Di hatimu, bukan di hatinya, sebab hatimu satu-satunya alamat yang dituju oleh cintaku.
Dengan gayamu yang lembut, kauterangkan pula bahwa kata depan di dapat diikuti oleh kata yang menunjukkan bagian dari tempat yang dimaksud, seperti di antara, di atas, di belakang, di dalam, di dekat, di kanan, di kamar, di luar, di muka, di samping, di sekitar, di tepi, atau di tengah.
Sudah dulu, ya. Duka sudah letih bermain-main di benakku.
***
Remba membaca tulisan Tami secara khidmat. Kadang mengangguk-angguk, kadang tersenyum-senyum. Tami bersandar di lengannya dengan mata separuh memejam.
"Sekarang giliranku," kata Remba sembari bersiap-siap menulis.
"Tunggu," ujar Tami.
"Kenapa?"
Tami mengedipkan mata seraya tersenyum. "Apa tanggapanmu?"