Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Guru profesional Bahasa Jerman di SMA Kristen Atambua dan SMA Suria Atambua, Kab. Belu, Prov. NTT. Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat" dan Pemenang Konten Kompetisi KlasMiting Periode Juli-September 2022.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Halilulik, Kota Terbesar Kedua di Kabupaten Belu-Prov. NTT

22 Agustus 2022   09:28 Diperbarui: 22 Agustus 2022   10:59 1542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gereja Roh Kudus Halilulik (Sumber foto: Facebook/paroki Roh Kudus Halilulik).

Dengan menyandang status sebagai kota terbesar kedua di Kabupaten Belu, Halilulik sebenarnya sudah naik posisi mendekati status sebuah kota kecil. Padahal Halilulik sebetulnya bukan merupakan ibu kota kecamatan. Lagipula sebutan dusun atau kampung masih tetap ada. Dusun atau kampung adalah penanda wilayah. Jika orang menyebut dusun Halibaurenes di Halilulik (Desa Naitimu, Belu-NTT), orang di sana sudah tahu letak wilayahnya: di samping gereja Paroki Halilulik. 

Sejarah sebuah kampung hadir di atas pertentangan. Dahulu, konon orang-orang kampung berjuang secara fanatik mempertahankan batas kedaulatan kampungnya. Hal ini tercermin pada setiap kali diselenggarakannya kejuaraan olahraga di pusat paroki Halilulik. Kejuaraan olahraga selalu berakhir dengan saling berkelahi!

Setiap kampung di Halilulik memiliki wilayah perbatasan. Perbatasan dijaga turun-temurun dari serangan kampung tetangga. Persahabatan antar kampung dilakukan dengan perkawinan. Ciri khas kampung adalah kondisi naturalnya. Karakter perlaku orang-orang di kampung umumnya bersifat natural yang melahirkan budaya-budaya yang bercorak spritual natural. 

Suasana misa di gereja paroki Halilulik (Sumber foto: Facebook/gereja paroki Roh Kudus Halilulik).
Suasana misa di gereja paroki Halilulik (Sumber foto: Facebook/gereja paroki Roh Kudus Halilulik).

Keyakinan religius natural kampung-kampung di Indonesia timur adalah matahari dan bulan, 2 kekuatan yang selalu disandingkan: matahari-bulan. Bulan adalah lambang wanita dan kekuatan spiritualias natural. Sedangkan matahari adalah simbol kerja, pria dan kesejahteraan materi. Bulan dipahami sebagai materi spritual lembut yang kasat mata karena bulan punya sinar natural spritual-lembut.  

Kondisi Alami Kampung-Kampung di Halilulik

Wilayah Halilulik memiliki kampung-kampung suku tetum tua, misalnya ada kampung Nanaerai, Salore, Lambau dan Asukar. Dari ketiga kampung itu kampung Nanaerai adalah kampung tetum yang tertua. Penduduk kampung Nanaerai berbahasa tetum terik asli. Bahasa tetum terik adalah bahasa tetum asli yang tidak dicampur dengan bahasa Portugis. Konon bahasa tetum terik adalah asal-usul bahasa tetum di Timor Leste.

Jika saya pergi jalan kaki ke Aisukar untuk mengunjungi keluarga, saya berjalan kaki melewati pekuburan lama paroki. Penduduk menyebutnya: Rate serani. Dari kampung Halibaurenes, dahulu saya menembusi sebuah hutan kecil di depan rumah yang bernama hutan Ai Suisai. Dahulu hutan ini penuh semak belukar Ai Suisai, pohon cendana (Ai Kamelin), pohon buah koke dan sirsak hutan, dll. Ada juga banyak burung dan binatang hutan.

Kondisi alam hutan ini berbukit dan berbatu, dengan hutan cukup lebat. Tetapi ada juga hamparan rumput hijau sebagai padang gembalaan. Di hutan ini, saya sering berhenti memetik buah Koke merah dan buah sirsak masak untuk saya makan sambil saya jalan. Buah-buah ini enak dimakan sambil saya berjalan terus. 

Melewati hutan kecil berbatu-batu, saya tiba di sebuah sungai yang airnya selalu jernih. Orang menyebutnya We Laka. Di pinggir We Laka ini ada kampung Lambau. Jumlah penduduk kampung hanya sedikit. Sehingga Lambau digabungkan dengan kampung Aisukar membentuk kampung Lambau-Aisukar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun