Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Guru profesional Bahasa Jerman di SMA Kristen Atambua dan SMA Suria Atambua, Kab. Belu, Prov. NTT. Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat" dan Pemenang Konten Kompetisi KlasMiting Periode Juli-September 2022.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Konsekuensi Konflik Ukraina-Rusia Meninggi 2022

20 Januari 2022   05:26 Diperbarui: 4 Februari 2022   00:29 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Teori militer menyebutkan bahwa meningkatnya eskalasi perlombaan senjata akan membuat banyak daerah berpotensi untuk menjadi khaos atau cenderung menjadi separatis. Jika Rusia menyiagakan sekitar 100 ribu serdadunya di perbatasan Ukraina, kedudukan kaum separatis di Donbass makin kuat. 

NATO dan AS menuduh Rusia menggelar operasi bendera palsu (false flag operations) sebagai dalih invasi Rusia ke Ukraina. Dikhabarkan Media DW.com (19/01/2022), Rusia telah menolak tuduhan itu.  Bagi Rusia, operasi dengan judul demikian rasanya seperti mengada-ada.  

Sebaliknya, Rusia hanya punya tuntutan agar Ukraina tidak boleh menjadi anggota NATO. Rusia akan menarik pasukkannya di perbatasan Ukraina jika Ukraina ditolak menjadi anggota NATO. 

Ukraina sebagai sebuah negara berdaulat telah memiliki kiprah yang amat menakjubkan dalam sejarah United Nations (UN) atau PBB. PBB berdiri pada 24 Oktober 1945 setelah ke-5 negara anggota tetap DK PBB meratifikasi Piagam PBB, yaitu: Republik Tiongkok, Perancis, AS, Inggris dan Uni Sovyet. Di daftar anggota PBB, Ukraina termasuk dalam jajaran 51 negara anggota asli PBB. Padahal di saat itu Federasi Rusia belum ada karena masih menjadi bagian dari Uni Sovyet. 

Catatan sejarah menunjukkan pada saat bergabung sebagai anggota asli yang bukan anggota tetap DK PBB pada 24 Oktober 1945, status Ukraina adalah negara berdaulat, meskipun selanjutnya dikenal sebagai mantan anggota Republik Sosialis Sovyet Ukraina. Sedangkan Federasi Rusia adalah mantan anggota Uni Sovyet yang mewarisi sepak terjang Uni Sovyet di PBB. Jadi Ukraina sudah duduk sebagai anggota asli bersama Uni Sovyet pada 24 Oktober 1945 sedangkan Federasi Rusia baru disebut sebagai anggota tetap DK PBB setelah Sovyet runtuh. 

Ukraina kini semakin menguasai seluruh wilayah Donbass, wilayah yang disebutnya sebagai wilayah abu-abu. Dengan prakiraan Pemilu Formulasi Steinmeier oleh hasil survey sebuah Lembaga Study Eropa Timur yang layak dipercayai, bahwa terdapat 45% pendukung opsi 'merdeka' di Donbass. Hanya butuh tindakan forays terbatas dari para serdadu Ukraina untuk melumpuhkan para pemberontak bersenjata di wilayah Donbass dan menyelamatkan jutaan rakyatnya. 

Tindakan forays terbatas mutlak perlu mengingat bahwa  jutaan rakyat Donbass pro kemerdekaan tampaknya dijadikan sandera atau tameng hidup bagi kaum separatis pro Rusia sejak tahun 2014 lalu. Sudah terbukti keberhasilan forays terbatas di Donbass di mana dengan forays terbatas, hampir semua desa di Donbass telah kembali ke pangkuan Ukraina. 

Daftar Pustaka:

1). DW.com. 2022. NATO dan Jerman Peringatkan Risiko "Nyata" dari Konflik Ukraina-Rusia. DW.com (19/01/2020), diakses pada 20-01-2020.

2). Wimmer, Andreas, dkk. 2018. Ukraina, Jejak Perang di Eropa. European Series Vol 32-2018, diakses pada 20-01-2022.

3). Wikipedia.2020. War in Donbass, diakses pada 20-01-2022.

4). Wikipedia. 2022. Daftar Negara Anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa, diakses pada 20-01-2022.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun