Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Guru profesional Bahasa Jerman di SMA Kristen Atambua dan SMA Suria Atambua, Kab. Belu, Prov. NTT. Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat" dan Pemenang Konten Kompetisi KlasMiting Periode Juli-September 2022.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Rajinlah Bekerja Fisik Agar Tubuh Punya Imunitas Alamiah Lawan Virus

8 Januari 2022   01:05 Diperbarui: 8 Januari 2022   02:07 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Vaksin Booster atau vaksin dosis ketiga tak lama lagi digulirkan. Saya hanya sedikit berminat. Mengapa kita harus selalu divaksin? Bukankah tubuh manusia memiliki kekebalan alamiah? Maaf, saya tidak ingin menghalang-halangi orang mau berminat vaksin, silahkan saja. Marilah coba kita berpikir lagi. 

Saya memiliki ide yang baik sebagai jalan keluar sederhana bagi kita semua: selalulah rajin bekerja fisik tiap hari di rumah, seperti: memasak, menyapu, memberi makan hewan, berkebun, menyiram tanaman, memperbaiki rumah, dll. 

Ingatlah bahwa wabah virus bukan baru pertama kali ini terjadi, tetapi sudah berlangsung lama. Sudah banyak jenis virus dirilis. Jika wabah virus Corona terus dibesar-besarkan hanya akan menambah ketakutan bagi manusia. 

Sementara itu jumlah penduduk dunia makin meningkat tajam selama wabah virus Corona. Seperti dirilis World Population Review pada bulan Agustus 2021, jumlah penduduk dunia menunjukkan angka 7,93 Miliar manusia. Padahal pada tahun 2019, jumlah penduduk dunia baru mencatat angka 7, 67 Miliar manusia. Hal itu berarti selama wabah Corona, penduduk dunia malahan bertambah lebih dari 260 juta jiwa manusia.

Pertambahan jumlah penduduk dunia di tengah wabah Corona menimbulkan kesimpulan: wabah Corona tidak berarti menahan laju penduduk dunia. Sudah lama orang pintar mengatakan bahwa wabah Corona adalah produk kaum kapitalis untuk menakut-nakuti kita, membuat megaproyek dunia, lalu mengambil untung besar .

Fakta yang terjadi ialah kita yang hanya sedikit tahu tentang virus Corona terlanjur membangun mekanisme pembelaan yang mungkin sempit yakni membatasi sosialisasi, melakukan PHK dan merumahkan banyak tenaga kerja produktif. Akibatnya ekonomi melambat.

Dengan pesatnya pertumbuhan penduduk dunia, hal yang tak terhindari yang dapat kita lakukan adalah harus mulai bekerja. Bekerja terutama bekerja fisik adalah jalan keluar tepat. Selama revolusi komunikasi, banyak orang menghabikan sebagian besar waktu hanya membangun komunikasi, tetapi lupa bekerja fisik di rumah dan di tempat-tempat yang membutuhkan tenaga fisik. Manusia yang hanya duduk dan tidak banyak berolah fisik melalui olah raga atau kerja fisik terancam  sakit. 

Juga sebelum wabah komunikasi face to face menjadi bumerang. Resikonya hanya duduk di rumah dan melakukan komunikasi jarak jauh. Dalam kondisi tidak bergerak, orang bisa memproduksi sebanyak mungkin produk  yang sebenarnya tidak perlu. Jika manusia rajin bekerja fisik yang berguna. Kerja fisik yang berguna adalah senjata ampuh melawan wabah Covid-19. 

Parahnya lagi, selama wabah Corona, banyak orang merasa ketakutan saja dan tidak menjalankan lagi kerja produktif setiap hari, hanya berdiam di rumah saja. Padahal jika orang-orang rajin bekerja fisik di sektor-sektor penting seperti pertanian, peternakan dan perumahan, saya yakin tubuh mereka akan kebal alami terhadap berbagai serangan virus.  Dengan rajin kerja fisik, kita sudah punya daya kebal alamiah, malahan berproduksi lagi.

Jadi rajin bekerja fisik tiap hari adalah obat mujarab, jauh lebih mujarab dari vakin. Karena jika manusia rajin bekerja fisik, tubuh akan memproduksi sendiri imunitas alamiah. Sebab imunitas alamiah adalah jauh lebih baik daripada imunitas buatan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun