Hampir semua orang Mamasa mengenal, To' Pao -- pohon mangga besar, yang berada dalam Kota Mamasa, Kab. Mamasa, Sulawesi Barat. Menurut teman-teman asal Mamasa, pohon mangga besar itu adalah sebuah saksi sejarah yang masih ada tentang kehadatan Mamasa, yang mereka sebut "Limbong Kalua," dan pemerintah daerah telah "mencerahkan" pohon mangga besar itu dengan menatanya untuk semakin menarik. Sayang tidak terpelihara dengan baik, dan lokasi cagar budaya itu mulai memudar, baik secara historis mapun sebagai lokasi wisata. Menurut cerita rakyat Mamasa, To' Pao atau pohon mangga besar adalah tepat persekutuan sejumlah kehadatan di Mamasa. Para pemuka adat berhimpun, di bawah pohon mangga besar untuk menyatakan sikap, menyatakan persekutuan. Juga pohon mangga besar itu menjadi tempat permufakatan untuk menentukan pucuk pimpinan dari semua kehadatan yang ada di wilayah Mamasa. Ya, sebagai sebuah tempat bersejarah wajiblah orang Mamasa menghargainya, apalagi lokasi dari pohon mangga besar tersebut sangat cocok untuk berwisata. Berada di atas ketinggian, hingga kita bisa meliat seluruh Kota Mamasa. Tempat pohon mangga besar itu juga sejuk dan menyenangkan, walaupun lokasinya sedikit sempit tetapi cukup lapanglah. Satu keunikan dari pohon mangga besar Mamasa, meskipun telah berpuluhtahun, bahkan mungkin sudah ratusan tahun, tidak pernah dijumpai memiliki buah. Walaupun daunnya tetap rimbun dan pohonnya kokoh. Keanehan pohon mangga besar ini, sudah dipahami oleh orang-orang Mamasa dan dianggapnya biasa saja. Namun ada kisaran cerita mengatakan, bila melihat buah mangga besar tersebut, itu pertanda baik. Akan mendapatkan reski yang baik di Mamasa. Apalagi sempat memungut dan memakan buahnya, akan beruntung lagi, akan mendapatkan posisi penting di Mamasa. Masih dalam kisaran cerita rakyat Mamasa, konon kabarnya, di jaman dulu, ketika pohon mangga besar mengalami retak dan patah, itu pertanda buruk. Itu berarti salah seorang petinggi adat Mamasa akan mengalami musibah, sakit atau meninggal. Dan sampai sekarang pohon mangga besar itu, tidak dijumpai patahan-patahan pada dahannya. Terlepas benar tidaknya cerita  tentang To' Pao ini, namun itu telah menjadi milik masyarakat Mamasa. Adalah kewajibannya untuk menjaga nilai-nilai sejarah dan nilai budaya. Sebagai sebuah nalar lokal dan menjada kekayaan masyarakat Mamasa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI