Mohon tunggu...
Indah Wahyu Himayatul Islam
Indah Wahyu Himayatul Islam Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Mahasiswi UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi sesamanya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jangan Menerka Tanpa Adanya Bukti!

13 Mei 2020   13:05 Diperbarui: 13 Mei 2020   13:00 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dalam situasi pandemi seperti ini, tidak jarang bagi orang-orang menjadikan ini alasan untuk bermalas-malasan. Padahal inilah saat yang tepat bagi orang tua dan anak untuk berkontribusi dalam mengatur "self-management", baik untuk diri sendiri maupun bagi keluarga. Tak jarang bagi para pendidik juga untuk tetap membangkitkan semangat para pelajar untuk tetap produktif walau dalam kondisi yang tidak memungkinkan seperti sekarang. Para pendidik lebih dominan memberikan tugas kepada peserta didik agar peserta didik dapat mengisi waktu luangnya.

Semenjak adanya wabah Covid-19, banyak para pelajar yang di liburkan karena adanya kebijakan PSBB dan social distancing dari pemerintah. Pada saat seperti ini, justru anak menganggap bahwa ini adalah liburan, dan seperti liburan biasanya, dimana anak dapat menikmati waktu luangnya baik bersama orang tuanya maupun menghabiskan waktu untuk dirinya sendiri. Padahal banyak sekali tugas yang di berikan guru kepada peserta didik, baik untuk mengejar materi yang terlambat maupun hanya sekedar memberi tugas untuk mengisi waktu luang anak. Hal ini mengakibatkan semua tugas terbengkalai karena anak malas dan ingin menikmati libur panjangnya.

Belum lagi dirumah anak harus membantu orang tuanya bekerja, entah itu masak, mencuci, dan berberes rumah. Hal ini dapat membuat anak stress dan merasa tertekan antara tugas sekolah dan pekerjaan dirumah. Disinilah anak harus pandai dalam membagi dan mengatur waktu. Dalam hal ini, anak juga perlu bimbingan dari orang tua, kapan ia harus mengerjakan tugas dan kapan ia harus mengerjakan pekerjaan rumah.

Terlebih lagi sekarang teknologi sudah semakin maju, sehingga anak mengerjakan tugas yang serba online dan menggunakan elektronik. Banyak dari para orang tua yang menganggap bahwa anak hanya bermain gawai dan laptop untuk hal yang tidak penting. Banyak juga yang mengira anak berbohong dengan alasan mengerjakan tugas, sehingga anak mencuri kesempatan untuk bermain gawai dan laptop. Hal ini juga dapat menambah stress dan kejenuhan pada anak, akibatnya anak semakin malas dalam mengerjakan tugas sekolahnya, sehingga ia lebih memilih untuk membantu orang tua agar tidak dimarahi.

Disinilah perlunya orang tua untuk tahu dan mengerti pada kewajiban anak untuk tetap belajar. Perlunya orang tua untuk terjun langsung untuk melihat dan mengontrol apa yang dilakukan anak, bukan hanya melihat dan menerka apa yang dilakukan anak. Dengan terkaan yang mungkin juga salah, anak akan merasa bersalah karena dimarahi dan juga tertekan karena bingung dalam waktu mengerjakan tugas. Beri anak motivasi dan dorongan agar ia tetap semangat dalam belajar walaupun dalam kondisi yang serba tidak memungkinkan ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun