Serial Tales Beyond the Tomb kembali dengan episode kedua berjudul The Farm's Secret, yang kali ini mengangkat kisah nyata mengerikan tentang penculikan, penyiksaan, dan pembunuhan oleh seorang pria berkedok fotografer berantai bernama Christopher Bernard Wilder, dikenal sebagai "The Beauty Queen Killer". Dalam episode ini, Cerita disampaikan dari sudut pandang Samantha pada usia 16, korban selamat yang akhirnya memberanikan diri menceritakan pengalaman traumatisnya setelah 40 tahun bungkam. Kini ia sudah berusia 56 tahun.
Plot
Kisah bermula pada 10 April 1984. Saat itu, Samantha tinggal bersama seorang pria bernama Chris, yang menuntut dirinya dipanggil "ayah." Chris terlihat dominan dan mengintimidasi. Meski Samantha merasa tidak nyaman, ia tidak berani membantah. Hari itu, ia dipaksa ikut dalam sebuah "tugas malam" tanpa tahu apa yang akan terjadi. Mereka pergi menuju hutan, dan dalam ketakutan, Samantha hanya berharap mereka tidak akan bertemu siapa-siapa.
Namun harapan itu pupus ketika mereka bertemu sepasang kekasih, Sasha dan Harry, yang mobilnya mogok. Dengan tekanan dari Chris, Samantha berpura-pura menawarkan bantuan. Setelah membangun kepercayaan, Chris muncul dan menyerang mereka. Harry ditembak mati, sedangkan Sasha yang terluka dibawa oleh Chris. Sasha meninggal dalam perjalanan dan tubuhnya dibuang. Samantha menyaksikan semuanya dengan ketakutan dan merasa sangat bersalah.
Keesokan paginya, Chris menonton berita yang melaporkan penemuan dua mayat di dekat hutan. Samantha panik, tapi Chris yakin mereka tak akan ditemukan karena tidak ada bukti. Ia kemudian meminta Samantha mengambil kotak peralatan dari lumbung untuk memperbaiki sesuatu di basement. Di saat itulah, muncul seorang wanita asing yang hanya meminta air minum. Samantha memperingatkan agar ia segera pergi, namun wanita itu salah paham dan Chris pun keluar, menodongkan senjata lalu membawanya masuk ke rumah.
Malam harinya, Samantha nekat turun ke basement setelah mendengar jeritan wanita. Ia berhasil membuka pintu ruangan terkunci dan menemukan pemandangan mengerikan: penyiksaan sadis dilakukan oleh Chris terhadap para korbannya. Di sinilah ketegangan memuncak, dan game membawa kita ke kilas balik tiga hari sebelumnya, saat Samantha dibawa berjalan oleh Chris. Dalam percakapan itu, Chris mencoba meyakinkan Samantha bahwa dirinya bukan monster dan mengaku mencintainya.
Beberapa hari sebelumnya, Chris memperdaya Samantha dengan dalih memindahkan barang ke mobil di area parkir kampus. Setelah Samantha membantu, Chris langsung menodongkan senjata dan menculiknya. Karena area itu sepi dan jauh dari CCTV, Samantha tak bisa melawan.
Selama dalam tawanan Chris, Samantha dijadikan kaki tangan dalam aksi keji Chris. Ia dipaksa membantu Chris menjebak wanita-wanita muda yang dianggap menarik, lalu menyaksikan sendiri penyiksaan yang dilakukan. Meskipun tidak ingin terlibat, Samantha tak punya pilihan. Nyawanya terancam.
Pada 12 April dini hari, Samantha berhasil menyelinap ke basement dan menemukan dua mayat wanita yang disiksa dengan brutal. Ia menemukan kunci kamar Chris dan mencoba menghubungi polisi, namun Chris memutus sambungan telepon. Ia lari bersembunyi, tapi akhirnya ditemukan dan ditodong senjata. Dalam upaya terakhir, Samantha berhasil menyerang Chris di basement dan mencoba kabur. Namun pintu rumah terkunci, dan kunci disimpan Chris. Saat kembali ke basement, ia menemukan Chris menghilang dan kemudian diserang kembali.
Samantha kehilangan kesadaran dan terbangun dalam pengawasan Chris. Chris mengaku tidak pernah ingin menyakiti Samantha dan menyatakan cintanya. Tapi menyadari bahwa Samantha tidak membalas perasaannya, ia memutuskan mengakhiri hidup Samantha tanpa menyiksanya. Saat Chris akan menarik pelatuk, suara sirene polisi terdengar. Chris keluar dengan luka di bahu dan bersenjata, memaksa polisi menembaknya tiga kali.
Samantha diselamatkan dan dibawa pulang. Ia menemukan sebuah foto dirinya di perpustakaan, diambil oleh Chris saat pertemuan pertama mereka. Trauma itu tak pernah hilang, meski sudah berlalu 40 tahun. Chris Wilder, sang Beauty Queen Killer, tewas tertembak. Dalam enam minggu, ia menculik 12 perempuan dan membunuh 8 di antaranya. Saat rumahnya diperiksa, polisi menemukan gadis berusia 16 tahun yang mengalami trauma berat, diyakini sebagai korban terakhir yang selamat.