Papan peringatan hanyalah papan peringatan adalah kata-kata yang sesuai dengan kondisi larangan yang berada dibeberapa tempat di indonesia. Khususnya papan peringatan dilarang membuang sampah. Seharusnya papan peringatan tersebut membuat orang-orang enggan membuang sampah ditempat yang dilarang oleh pemerintah setempat, tapi pada kenyataannya papan tersebut tidak menyulutkan niat masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan.
Permasalah sampah di indonesia antara lain semakin meningkatnya limbah sampah yang dibuang oleh masyarakat, kurangnya lahan tempat pembuangan sampah, kurangnya kepedulian masyarakat terhadap sampah, dan sampah itu sendiri menjadi tempat berkembangnya kuman dan bakteri yang akan mengakibatkan pencemaran tanah, air, udara, serta sampah juga menghasilkan bau busuk yang mencemari lingkungan juga dapat menyebabkan banjir.
Dengan kata lain, sampah menjadi PR besar yang harus diselesaikan oleh pemerintah tapi bukan hanya pemerintah saja seharusnya masyarakat juga ikut andil dalam permasalah sampah ini. masyarakat diharapkan mematuhi aturan-aturan yang sudah dibuat oleh pemerintah dengan diadakannya papan-papan peringatan ditempat-tempat yang memeng dilarang menjadi tempah pembuangan sampah.
Sampah bukan sembarang sampah. Hal ini bisa terjadi jika sampah-sampah tersebut dikelola dengan baik. Contohnya : membuat kompos, membuat pembangkit tenanga listrik dan juga menerapkan 5R ( Reuse, Reduce, Recycle, Replace, Replant). Reuse itu sendiri adalah menggunakan kembali sampah yang masih bisa digunakan. Reduce adalah mengurangi pemakaian suatu barang yang dapat mengurangi produksi sampah. Recycle adalah kegiatan mengolah kembali atau mendaur ulang. Replace adalah mengganti pemakaian suatu barang yang lebih bersifat ramah lingkungan dan dapat digunakan kembali. Replant adalah kegiatan penanaman kembali atau reboisasi.
Semoga artikel ini membuat masyarakat sadar akan keberadaan dan makna papan-papan peringatan yang sudah di pasang. Karena papan-papan tersebut dipasang bukan hanya menjadi pajangan tetapi menjadi acuan agar masyarakat tidak membuang sampah sembarangan dan membuang sampah pada tempat yang seharusnya tidak menjadi tempat pembuangan sampah. Mulailah dari diri sendiri dan hal-hal kecil, artikel ini juga dikaitkan dengan teori tradisi fenomonologi yang mengamati kehidupan dalam keseharian dalam suasana alamiah, serta fenomena yang terjadi dilingkungan masyarakat.