Mohon tunggu...
Pendidikan

Pengembangan Potensi Melalui Strategi Bimbingan dan Konseling

1 November 2018   00:09 Diperbarui: 1 November 2018   00:57 558
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Arus pendidikan di Indonesia yang semakin lama kian berkembang menuntut perkembangan siswa untuk lebih maju dan berkembang dalam segala hal. Dengan bertolak pacu pada tujuan pendidikan secara garis besar yang didalamnya tercantum pengembangan potensi, minat, bakat dan yang lainnya. Oleh karena itu, pendidikan menjadi suatu hal urgent bagi setiap individu dalam menjalankan kehidupan sosial.

Indonesia menetapkan sebuah tujuan pendidikan dalam Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 pasal 3 yaitu "Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak sertra peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab". Melalui pendidikan diharapkan siswa dapat mengembangkan potensi pribadinya hingga menjadi pribadi yang matang dalam intelektual, jasmani, sosial dan emosional.

Jalaluddin dan Usman Said, secara garis besar manusia memiliki empat potensi dasar, yaitu pertama, hidayah al-ghariziyyah (naluri), yaitu kecenderungan manusia untuk memenuhi kebutuhan biologisnya, seperti, makan, minum, seks, dan lain-lain, dalam hal ini antara manusia dengan binatang sama; kedua, hidayah al-hisiyyah (inderawi), yaitu kesempurnaan manusia sebagai makhluk Allah SWT (ahsan at-taqwim); ketiga, hidayah al-aqliyyah, yaitu bahwa manusia merupakan makhluk yang dapat dididik dan mendidik (animal educandum); dan keempat, hidayah diniyyah, yaitu bahwa manusia merupakan makhluk yang mempunyai potensi dasar untuk beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.[1]

Potensi siswa dapat berkembang hingga mencapai kematangan dengan berbagai hal yang ada di sekitar mereka. Sehingga bentuk sosial pertama yang dihadapi akan menjadi cerminan dalam mengembangkan potensinya. Baik potensi secara akademik maupun non-akademik. Pengaruh tersebut dapat terus berkembang seiring berjalannya waktu hingga masinh-masing individu dapat menemukan jati dirinya.

Bimbingan dan konseling sebagai salah satu bagian integral dari sistem pendidikan memiliki peran penting dalam mengembangkan potensi peserta didik di sekolah. Sebagai salah satu jembatannyya untuk menapaki pengembangan potensi siswa adalah dengan adanya layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Didalamnya tertera berbagai macam layanan guna membantu siswa mendapatkan apa yang searah dengan masa depannya melalui potensi yang ia miliki.

Konselor sebagai stakeholder memiliki posisi yang sangat uregnt untuk pengambangan potensi peserta didik dengan memberikan layanan bimbingan dan konseling mulai dari tahap perencanaan hingga evaluasi. Dengan demikian diharapkan peserta didik dapat mengimplementasikan potensi yang ada pada masing-masing peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.

Pengembangan potensi peserta didik tidak hanya monoton dilakukan di ruang kelas. Melainkan dengan adanya layanan bimbingan dan konseling siswa dapat merencanakan dan mempersiapkan masa depannya dengan memperhatikan potensi yang ada didalam dirinya termasuk  memperhatikan kelebihan dan kekurangan yang ia miliki.

Oleh karena itu, tugas dari konselor dalam memberikan layanan terhadap peserta didik diharapkan dapat terlaksana secara totalitas dan maksimal sehingga peserta didik dapat menata dan memilih arah mana yang harus ia lewati sesuai  dengan potensi yang dimilikinya.

Sebagai penutup dari tulisan ini. Penulis berharap layanan bimbingan dan konseling tidak hanya menjadi patung tanpa ruh, dalam artian berjalan sesuai arah dan ketentuan yang ada serta tidak selalu terkekang dalam lingkup ruang dan waktu. Wallahu A'lam.

 
  
 

[1] Jalaluddin dan Usman Said, Filsafat Pendidikan Islam (Konsep dan Perkembangan Pemikirannya), (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994) hlm. 109

   

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun