Indonesia adalah negara besar dengan jumlah penduduknya mencapai 270,2 Â juta jiwa, menurut sensus BPS pada tahun 2020. Namun dengan jumlah penduduk sebesar itu, Indonesia masih belum mampu menyediakan lapangan pekerjaan yang memadai. Tercatat sejumlah 8,40 juta orang masih pengangguran. Lalu bagaimana kita akan menghadapi bonus demografi ditahun 2024 nanti?
Bonus demografi sendiri terjadi satu kali dalam sebuah negara, jika tidak memanfaatkan potensi tersebut dengan baik, negara bisa mendapatkan masalah yang lebih besar.Â
Beberapa potensi yang dimiliki bonus demografi antara lain, menaikan PDB (Produk Domestik Bruto) negara. Karena dengan jumlah penduduk produktif yang lebih banyak daripada penduduk non produktif dapat meningkatkan produktivitas.Selain dari peningkatan PDB bonus demografi juga bisa meringankan beban masyarakat.Â
Karena dengan jumlah penduduk usia produktif yang lebih banyak, maka beban yang ditanggung karena penduduk usia non produktif lebih sedikit. Bahkan hal ini diperkirakan mampu menjadi potensi agar Indonesia bisa menjadi negara maju.Meskipun hanya perkiraan, terlepas dari menjadi negara maju, bonus ini sangat membantu pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Tetapi tidak hanya manfaat yang kita dapat melalui bonus demografi, kondisi tersebut juga memiliki dampak negatif apabila tidak dimanfaatkan dengan baik.Â
Dampak negatif dari adanya bonus demografi antara lain, meningkatnya jumlah pengangguran. Dengan meledaknya penduduk usia produktif maka kebutuhan lapangan pekerjaan semakin besar, jika mereka tidak mendapatkan pekerjaan, bonus demografi yang seharusnya menjadi potensi yang menguntungkan akan menjadi boomerang bagi negara Indonesia.Â
Selain itu, juga berpotensi menyebabkan kualitas dan kualifikasi SDM tidak seimbang, karena pada saat itu, perusahaan akan semakin selektif dalam merekrtut para pegawainya. Sehingga persaingan yang terjadi semakin kuat.
Namun yang tidak kalah penting adalah karakter dari para penduduk usia produktif tersebut. Seperti yang kita tahu, dewasa ini sering sekali terjadi kasus-kasus kejahtan yang dilakukan oleh para pemuda. Contonya adalah  sering terjadinya tawuran, peleceham seksual, begal, korupsi, napotisme  dan masih banyak lagi.Â
Dengan penduduk usia produktif yang seperti itu, apakah Indonesia bisa menjadi negara yang maju? Tentu tidak. Maka, yang harus disiapkan untuk menghadapi bonus demografi selain dari penambahan jumlah lapangan pekerjaan, juga harus ada perbaikan karakter oleh penduduk usia produktif di Indonesia.Â
Jadi tidak hanya pemerintah yang bertanggung jawab untuk mempersiapkan bonus demografi ini, tetapi masyarakatpun harus mempersiapkan diri.Â