Mohon tunggu...
Eva Syafitri
Eva Syafitri Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Agama dan Pendidikan Karakter

4 Mei 2018   11:44 Diperbarui: 4 Mei 2018   12:03 1001
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

    Eva Syafitri Novitasari

PAI 6 PAI A8 Universitas Nahdlatul Ulama

Agama diibaratkan sebagai pondasi atau tiang pada suatu bangunan yang kokoh. Agama sebagai salah satu pengetahuan awal ketika manusia dilahirkan di dunia. Setiap agama banyak mengajarkan kepada kebaikan dan menjauhi kebatilan. Agama islam khususnya banyak menyinggung tentang hubungan kepada Allah SWT dan hubungan kepada manusia lainnya.

Pendidikan karakter hubungannya kepada manusia di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat yang lebih luas. Pendidikan karakter bisa belajar dari lingkungan keluarga, sebagai pondasi kemudian dilanjutkan di sekolah selanjutnya bisa dipraktekkan di masyarakat luas.

Pendidikan karakter banyak ditemukan didalam pesantren ,maka bamyak hikmah terkandung didalam kehidupan pesantren yang tak terhingga jumlahnya,seperti banyaknya air di samudra dan tidak bisa dipungkuri bahwa kita selain dipesantren untuk menimba ilmu yang sebanyak banyaknya baik formal maupun non formal.

Di dalam pesantren bisa menumbuhkan karaktet karakter atau watk manusia yang asalnya jelek berubah menjadi bgus.Misalnya ustadz Jefri Al Bukhori yang semula dia preman dan suka minum-minuman keras, setelah dia dididik di pesantren dia menjadiseorang Da'i yang mengajarkan ilmu agama dan watak atau karakternya berubah yang semulabringas, suka mabuk-mabukan menjadi  zaman sekarang sudah mengalami kemajuan yang sangat pesat, seorang Da'i atau pemuka agama yang menyi'arkan agama islam di mana -mana, bahkan dia bisa menjadi Da'i yang menyi'arkan Agama islam di televisi.

Dan seperti halnya Sunan Kalijaga (Raden Syahid) yang semula ia seorang perampok yang hasilnya diberikan kepada fakir miskin dan di kemudian hari Sunan Kalijaga merampok ternyata korbanya adalah Sunan Bonang yang akhirnya Sunan Kalijaga berguru denganSunan Bonang dan mondok di pesantrennya sehingga dia bisa menjadi seorang wali dari salah satu seorang Walisongo yang mempunyai watak-watak atau Karakter-karakter yang mulia berkat  dia dididik di pesantren.

Di dalam pesantren kita bisa mempelajari ilmu-ilmu atau kitab-kitab yang bisa mencetak atau membentuk karakter manusia seperti kitab "Akhlaqul Banin" yang berisi tentang bagaimana cara untuk menjadi murid yang mempunyai Akhlaqul Karimah terhadap guru dan mengajarkan  kedisiplinan di dalam belajar atau menuntut ilmu yang apabila kita sudah lulus kita bisa memiliki karakter yang sopan terhadap guru (andhap ashor) dan bisa memiliki rasa disiplin sebab kitab tersebut membahas tentang akhlaqnya mencari ilmu.

Seperti kitab"Ta'lim Mutta'alim" yang membahas tentang akhlaqnya murid kepada guru dan ilmu pelajaran serta membahas bagaimana caranya untuk mencari ilmu yang manfaat. Dan masih banyak lagi kitab-kitab yang bisa menumbuhkan sikap karakter dalam tubuh manusia yang dipelajari di pondok pesantren. 

Dan sekarang ini banyak sekolah-sekolah yang mengutamakan sistem pesantren seperti SMK Roudlotul Mubtadiin, SMK Assa'diyah, SMK Plus Alma'arif Singosari yang berbasis pondok pesantren, sebab orang itu perlu adanya karakter yang mulia.

Oleh karena itu apabila orang yang pandai dan tidak diimbangi dengan karakter yang baik maka orang itu pasti tersesat tidak akan bisa jadi orang baik, karena manusia itu yang lebih penting adalah karakternya dibandingkan dengan orang yang pintar, misalnya orang yang mempunyai karakter yang baik walaupun ia orang bodoh ia masih dihormati atau disegani oleh orang lain dan apabila orang pintar tidak mempunyai karakter yang baik maka orang tersebut tidak disukai oleh orang lain karena dia tidak mempunyai perilaku yang baik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun