lampu? Kebanyakan orang akan membayangkan bentuk kap lampu dengan material kaku yang berfungsi untuk mengarahkan binar cahaya di dalam ruangan, dan tidak menjadi pusat perhatian. Begitu juga dengan aku, Kevia, mahasiswi jurusan Desain Interior di Universitas Kristen Petra Surabaya.Â
Apa hal yang pertama kali kamu bayangkan jika mendengar kata-kata kapPada awalnya aku juga berpikir kalau kap lampu bukanlah elemen ruang yang penting untuk diperhatikan, namun pemikiran itu berubah ketika aku menginjak semester 3 dan mendapat tugas dari kampus untuk membuat suatu benda dekorasi interior yang terbuat dari bidang datar.Â
Berawal dari tugas itu, muncul satu pertanyaan di kepalaku, apakah kap lampu harus terbuat dari sesuatu yang bersifat kaku? Kemudian aku mengamati, banyak armatur lampu kain tapi aku belum pernah lihat armatur lampu yang memanfaatkan motif kain untuk focal point.Â
Dalam pemilihan bahan aku memilih menggunakan material kain karena berangkat dari benda yang akrab berada di lingkunganku. Mamaku adalah seorang desainer baju.Â
Aku melihat, dalam proses pembuatan suatu pakaian ada berbagai jenis kain yang digunakan. Kemudian aku mulai research dan akhirnya menemukan jenis kain bermotif yang menarik dan sifat bahannya akan sangat cocok untuk dijadikan sebuah armatur lampu. Aku mencoba menyesuaikan kain ini dengan pola armatur lampu yang telah saya desain.Â
Ide bentuk armatur lampu ini merupakan biomimikri bentuk tubuh armadillo yang melengkung dan beruas-ruas. Bentuk tersebut diimplementasikan pada pola pemotongan dan penggabungan kain. Di sini penggabungan kain aku hanya menggunakan teknik jahit.Â
Selain menggunakan kain, armatur ini hanya menggunakan kawat kecil di tengah sebagai rangka, karena dari sifat bahan dan konstruksi penggabungan pola lampu sudah cukup kokoh. Motif dan tekstur dari kain sengaja dijadikan focal point untuk memberikan efek yang dramatis ketika lampu dinyalakan.