Mohon tunggu...
Gede Sudi Artha Nugraha
Gede Sudi Artha Nugraha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Nilai Moral yang Terkandung dalam Sejarah Indonesia

4 Desember 2022   11:54 Diperbarui: 4 Desember 2022   12:01 821
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

NILAI MORAL YANG TERKANDUNG DALAM SEJARAH INDONESIA

Nilai moral yang terkandung dalam sejarah indonesia yaitu kita sebagai warga negara indonesia patut mempelajari makna dari perjalanan sejarah atau para pejuang yang telah memerdekakan negara kita selama bertahun-tahun lamanya. 

Dengan begitu masyarakat di zaman sekarang patut memahami arti dari sebuah perjuangan yang sudah dilakukan oleh pejuang kita yang telah gugur di medan perang. 

Di zaman sekarang ini masyarakat harus bisa berperang melawan kebodohan, seperti yang kita tau bahwa sejarah merupakan pembelajaran untuk memperbaiki diri kedepannya agar peristiwa tersebut tidak dapat terulang lagi. Jadi masyarakat mampu untuk mengenyam pendidikan yang telah ditetapkan pemerintah minimal 12 tahun. Nilai moral selanjutnya yaitu sejarah merupakan nilai sosial. 

Dari sana kita bisa mengetahui bahwa nilai sosial dalam sejarah memiliki banyak manfaat diantaranya: 1. Bisa menumbuhkan rasa sikap saling bertoleransi antar umat beragama, 2. Menumbuhkan rasa sikap bergotong royong, 3. Menumbuhkan jiwa pemimpin di masyarakat, 4. Mampu menciptakan lingkungan yang tentram di masyarakat, 5. Bisa mewujudkan sistem pembangunan yang lebih maju demi tercapainya lingkungan yang sejahtera. Seperti yang kita ketahui dahulu dan hingga saat ini beberapa lingkungan masyarakat indonesia ada sebagian besar penduduk yang suka membeda-bedakan agama dan hal tersebut berdampak akan terjadinya pertengkaran, kericuhan, pembullyan dan kasus ini akan bisa masuk dalam persidangan hukum hingga di penjara. 

Maka dari itu kita sebagai calon guru pendidikan sejarah pastinya akan belajar dari peristiwa tersebut dan juga mengembangkan sikap toleransi terhadap umat agama. Kuncinya adalah BhInneka Tunggal Ika yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu. 

Hubungan antara agama dengan Bhinneka Tunggal Ika itu ada yaitu namun agama kita berbeda-beda tetapi tuhan kita berasal dari sumber yang sama namun cara kita menamai tuhan itu dengan berbagai macam nama seperti Ida Sang Hyang Widhi Wasa (penyebutan tuhan dalam agama hindu), Allah (penyebutan tuhan dalam agama islam), Parama Buddha (penyebutan tuhan dalam agama buddha). Yesus (penyebutan agama untuk umat kristiani). 

Menumbuhkan rasa sikap gotong royong dalam peristiwa sejarah memang ada, seperti memecahkan masalah secara kekeluargaan, apabila memecahkan suatu masalah secara individu maka permasalahan tersebut akan susah untuk di pecahkan jika masalah tersebut di rundingkan secara bersama maka pemecahan suatu masalah akan terpecahkan sehingga pemikiran kita dengan anggota yang lain setara,seimbang dan satu pemikiran yang sama dan terwujudlah suatu pencapaian yang sempurna. Menumbuhkan jiwa kepemimpinan di dalam masyarakat merupakan bagian terpenting di dalam sejarah karena pemimpin yang kuat, bijaksana, adil, konsisten, dan bisa menampung aspirasi rakyatnya merupakan pemimpin yang bertanggung jawab serta bisa menjaga daerahnya dengan tertib dan benar. 

Seperti presiden pertama kita yaitu Ir Soekarno dari beliau kita bisa mempelajari bahwa sikap kepemimpinan soekarno bisa dijadikan contoh kepada generasi bangsa di zaman sekarang karena kepemimpian soekarno dalam menciptakan perumusan pancasila gunanya untuk menegakkan persatuan dan kesatuan serta meciptakan suasana yang aman dan tertib di negara republik indonesia. 

Dengan adanya landasan negara indonesia maka masyarakat dapat taat dan patuh dalam menerapkan pancasila guna menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan sebagai warga negara indonesia. Menciptakan lingkungan yang nyaman dan tentram merupakan hal yang diinginkan semua orang. Seperti halnya dengan rukun antar suku bangsa, agama dan ras yang berbeda membuat rasa tali persaudaraan tetap terjaga hingga saat ini, contoh penerapan yang paling sering terjadi yaitu mengucapkan selamat hari raya keagamaan ketika umat yang lain sedang merayakannya dan membuat syukuran dan berkumpul diantara berbagai golongan masyarakat. 

Tidak hanya rasa tali persaudaraan saja yang bisa diterapkan tetapi kita sebagai calon pendidik juga bisa menerapkan suasana belajar yang nyaman. Seperti menyiapkan tempat duduk yang memadai, menggunakan alat pembelajaran yang lengkap seperti LCD proyektor, papan tulis, spidol, kapur dan masih banyak lagi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun