Mohon tunggu...
Zen Muttaqin
Zen Muttaqin Mohon Tunggu... wiraswasta -

AKU BUKAN APA-APA DAN BUKAN SIAPA-SIAPA. HANYA INSAN YANG TERAMANAHKAN, YANG INGIN MENGHIDUPKAN MATINYA KEHIDUPAN MELALUI TULISAN-TULISAN SEDERHANA.HASIL DARI UNGKAPAN PERASAAN DAN HATI SERTA PIKIRAN. YANG KADANG TERLINTAS DAN MENGUSIK KESADARAN. SEMOGA BERMANFAAT.

Selanjutnya

Tutup

Bola

Jokowi: Perombakan Tata Kelola Olahraga, Tingkatkan Prestasi

12 Oktober 2015   18:52 Diperbarui: 12 Oktober 2015   20:31 784
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Carut marutnya prestasi Olahraga Indonesia telah berlangsung lama, namun yang terlihat dipermukaan hanyalah Sepakbola yang mendominasi berita berita kerusakan tata kelolanya, namun sejatinya tidak hanya sepakbola, hampir semua cabang Olahraga menderita perpecahan yang ujung ujungnya terjadi kemandegan atau bahkan penurunan prestasi.

Yang sering kita mendengarnya adalah Bulu tangkis dan juga Tenis, kedua cabor yang pernah mendominasi berita berita seputar olahraga, sementara Bulutangkis merajai  kejuaraan dunia dan merajai Piala Thomas, kini masyarakat Bulutangkis sudah mulai frustasi, bahkan sudah memudarkan populeritas bulutangkis di masyarakat hingga ke daerah daerah.

Peran serta masyarakat beserta talenta yang berkeinginan menerjuni bulutangkis semakin sedikit dan semakin langka, apalagi Tenis, atau bahkan cabang cabang olah raga lainnya termasuk Pencak silat, angkat besi dan Tinju, dimana kita pernah mengukir prestasi dunia.

Yang paling menyedihkan adalah semakin memudarnya keinginan masyarakat untuk menjalani kegiatan olahraga sebagai bahagian kehidupannya dalam rangka menunjang kesehatan dan kebugarannya untuk menopang produktifitas kerja dan kinerjanya.

Yang paling menyedihkan adalah matinya gairah anak anak muda kita menerjuni bidang olahraga yang menjadi induk seluruh Olahraga, yaitu Atletik, seluruh cabang olahraga atletik benar benar telah mati suri, tak ada kelihatan sama sekali kegiatan dilapangan2 menekuni olah raga atletik, seperti yang dahulu terjadi, ketika kita menyambut Asian Games ke IV dizamannya Bung Karno.

Masa jaya olahraga sejak lengsernya Bung Karno, belum pernah lagi mengulangi kejayaan itu, pada saat kita menjadi tuan rumah Asian Games ke IV di jakarta.


Kini semua orang terperengah dengan hasil Sea Games yang terakhir, yang menghasilkan medali paling sedikit dan menempati posisi yang terendah sejak keikut sertaan Indonesia di Sea Games, SEA Games yang hanya diikuti oleh 10 Negara negara asia tenggara, yang nota bene hanyalah negara negara kecil dibanding 250 juta penduduk Indonesia.

Sungguh sangat memalukan dengan posisi demikian rendah didalam klasemen akhir, namun hal ini hanyalah meninggalkan kesimpulan yang semakin tidak jelas arah dan tujuannya, saling tuding dan saling menyalahkan satu pihak kepada pihak yang lain, tak ada satu pihakpun yang merasa telah bertangungjawab atas kegagalan Sea Games yang lalu.

Tentu hal yang paling memiliki kepedulian dan bertanggung jawab adalah Pemerintah, sebagai eksekutif negara yang harus menerima beban dan amanah, untuk segera memperbaikinya, dengan menggunakan segala kekuatan dan kekuasaan yang dimilikinya.

Aturan dan hukum yang berlaku di olahraga terbukti melahirkan situasi dan kondisi ketidak pastian pertanggung jawaban, begitu banyak tangan tangan kepentingan yang telah merusaknya, demi kepentingan pribadi dan golongan, KONI , KOI, Satlak Prima, hanyalah lembaga lembaga yang ada namun tak memiliki eksistensi jelas, sedemikian sehingga terjadi kerancuan dalam pembinaan.

KONI , KOI dan Satlak Prima adalah buah dari perebutan kepentingan dalam bidang olahraga, sehingga pemisahan dan garis batas kedaulatannya masing masing tidak jelas, sehingga terjadi banyak kekosongan,  serta terjadi tumpang tindahnya kegiatan dan tanggung jawab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun