Mohon tunggu...
Yudhi Hertanto
Yudhi Hertanto Mohon Tunggu... Penulis - Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Peminat Komunikasi, Politik dan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Impulse to Panic Buying Stimulasi Push to Konsumerisme

11 Oktober 2014   21:42 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:27 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Kehadiran lokasi kompleks perberbelanjaan menjadi sebuah destinasi wisata baru, bagaimana tidak setiap akhir pekan mall menjadi pusat keramaian. Salah satu yang menjadi daya tarik bagi pengunjung adalah menempatkan lokasi perbelanjaan modern ini untuk memenuhi kebutuhan harian termasuk berwisata, maka tidak heran seabrek tenant dan main anchor tenant akan berusaha sekuat tenaga untuk membangun stimulasi pembelian yang diharapkan melalui transaksi berbelanja.

Kemampuan pusat penjualan ritel modern untuk hadir menjadi solusi bagi kepentingan warga di perkotaan dalam memenuhi antara kebutuhan sekaligus lifestyle dalam gaya berbelanja.

Hal ini menjadikan mall sebagai acuan dari kapasitas daya beli masyarakat, dan hal itu memang menjadikan pusat berbelanja ini sebagai tolak ukur dari gairah konsumtif.

Sesuai dengan pakem yang berlaku, maka pusat perbelanjaan memang memiliki segmentasi target sasaran yang hendak dituju sebagai target market-nya, dan untuk itu kombinasi yang dibangun di dalam sebuah mall adalah menempatkan pusat belanja ritel ditambah dengan spot hiburan and berbagai merchant lain.

Peritel modern pada umumnya merupakan anchor tenant yang menjadi daya tarik dari keberadaan sebuah mall, dan menarik untuk melihat strategi bisnis yang dikembangkan dalm membangun minat berbelanja konsumen.

Pada sudut pandang strategi, maka peritel modern memang menempatkan seluruh aspek kompetisi yang dibutuhkan dalam membiakkan rangsangan berbelanja.

Kapasitas ruang dan strategi layout menempatkan pusat ritel sebagai etalase besar dimana para pelanggan diajak untuk mendapatkan expirience baru dalam berbelanja.

Memanjakan mata dengan deretan produk yang terpasang rapi dalam deretan perkelompok, disertai dengan tata lampu yang terang ditambahkan program promosi spektakuler dalam penawaran harga membuat minat membeli semakin bertambah diluar kebutuhan.

Pelanggan diinduksi dengan bias antara needs -aspek fungsional dan wants -aspek emosional, karena itu setiap lokasi dalam ruang ritel modern seolah menjadi tempat untuk menarik magnet pembelian.

Kenyamanan diatur dalam kerangka support penjualan, termasuk menempatkan tenaga penjualan langsung untuk memberikan informasi tambahan yang dapat dimasukan ke pemahaman pelanggan.

Peritel modern pun terus menerus berupaya untuk membangun aliansi dengan pendukung utamanya yakni supplier, termasuk melakukan agenda promosi secara bersama, hingga mendapatkan harga yang kompetitif dalam offering kepada pelanggan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun