Berkesan! demikian setidaknya proses komunikasi yang hendak ditampilkan melalui juru bicara. Komunikasi mengandaikan pesan yang hendak disampaikan, dapat dipahami dengan mudah dan menjelaskan persoalan yang terjadi.
Karena itu pula impresi yang ditekankan melalui intonasi seorang jubir harus dapat melekat kepada sasaran audiens. Pada hubungan eksternal diluar institusi yang diwakili, pola komunikasinya dikenal sebagai kehumasan, sebab fungsi utamanya menjalin komunikasi dengan masyarakat luas.
Pada waktu terakhir, dibeberapa kementerian diangkat staf ahli dibidang komunikasi yang menjadi viral di sosial media, lantaran latar belakang individu yang ditunjuk tersebut bukanlah ahli komunikasi melainkan para mantan juara kontes kecantikan.
Menariknya, hal tersebut memang dibuat sebagai upaya untuk meningkatkan citra institusi dimana para "puteri" tersebut ditunjuk. Apakah hal ini tepat dalam kerangka strategi komunikasi kelembagaan?.
Kriteria Dasar Kehumasan
Tidak ada yang salah dengan penunjukan staf ahli komunikasi yang memiliki paras rupawan, karena kinerja tidak memiliki korelasi dengan bentuk wajah. Dengan demikian kita perlu melihat lebih jauh kontribusi yang dihasilkan dikemudian hari.
Namun pada upaya awal mendapatkan kesan yang baik tentu saja hal itu dengan mudah dapat direpresentasikan, karena para mantan "puteri" tersebut memiliki penampilan nan menarik.
Pada aspek kehumasan, maka indikator penunjukan seorang perwakilan institusi untuk menjembatani proses komunikasi dengan berbagai pihak memiliki kriteria nan sederhana, yakni memahami persoalan atas seluk beluk lembaga tersebut dengan baik.
Tentu saja kemampuan berbicara didepan publik juga menjadi kebutuhan lain, diluar persoalan casing (pembungkus) yang dituntut prima meski tidak harus rupawan.
Pilihan penempatan personil tentu saja merupakan kewenangan manajerial, apakah diambil dari sumber internal atau secara eksternal adalah opsi yang dapat ditentukan berdasarkan kebutuhan.
Secara organik, maka sumberdaya internal tentu memiliki kemampuan pemahaman yang baik akan seluruh proses yang terdapat pada institusi tempatnya berkarya. Semisal institusi kepolisian menggunakan instrumen divisi kehumasan pada sumberdaya internal, pertimbangan kecakapan komunikasi dikombinasikan dengan faktor kepangkatan.