Mohon tunggu...
Yon Bayu
Yon Bayu Mohon Tunggu... Penulis - memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

Selanjutnya

Tutup

Politik

Raja Salman Datang, Ahok-Rizieq Berebut Muka

1 Maret 2017   14:24 Diperbarui: 1 Maret 2017   14:43 2951
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tamu agung yang ditunggu, akhirnya datang. Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud hari ini mendarat di Halim Perdanakusuma tepat pukul 12.40 WIB, disambut langsung Presiden Joko Widodo di atas bentangan karpet merah. Di mana Habib Rizieq Syihab?

Hiruk-pikuk kedatangan penguasa dari gurun pasir pewaris tahta dinasti Al Saud, terjadi sejak sebulan terakhir. Bukan hanya perlakukan istimewa yang diberikan pemerintah RI, juga bukan karena jumlah investasi bernilai triliunan yang dibawanya. Kehebohan justru terjadi terkait perseteruan klasik antara Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama versus Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab. Siapa yang akan diuntungkan dengan kedatangan King Salman?

Secara kenegaraan, Ahok- sapaan akrab Gubernur DKI, selangkah berada di depan. Sebagai gubernur di pusat pemerintahan, Ahok memiliki “kewajiban” untuk mendampingi Presiden menyambut kedatangan tamu negara. Terlebih jika penyambutan tersebut dilakukan di luar istana, terutama di bandara. Sebagai penguasa wilayah, Gubernur DKI berada di lapis kedua bersama para menteri kabinet.

Sementara sebagai ketua ormas Islam, Rizieq Syihab belum tentu diberi kesempatan bertemu dengan Raja Salman, penjaga dua kota suci Islam. Meski ada jadwal pertemuan Raja Salman dengan sejumlah ormas keagamaan, sejauh ini nama Rizieq Syihab belum masuk list undangan. Sementara pihak DPR yang akan memfasilitasi kehadiran perwakilan ormas keagamaan saat Raja Salman berpidato, belum bisa memastikan apakah pentolan FPI tersebut berada dalam list yang direkomendasikan Kementerian Agama. Demikian juga dalam rencana pertemuan sejumlah ormas Islam dengan Raja Salman yang akan diselenggarakan pihak Istana. Baru ada tiga organisasi yang disebut yakni Majelis Ulama Indonesia, Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama.

Mengapa belum ada pihak yang berani memastikan pertemuan Raja Salman dengan Habib Rizieq Syihab? Ada banyak faktor yang menjadi penghambat pertemuan keduanya.

Pertama, terkait posisi. Di depan Raja Salman, Habib Rizieq bukan siapa-siapa. Status habib atau habaib yang menandakan Rizieq Syihab merupakan keturunan Nabi Muhammad Saw kurang familiar di Arab Saudi dan kawasan Timur Tengah lainnya. Orang Arab, khususnya Saudi Arabia, Jordania dll, meyakini dirinya keturunan Sayyidina Hasan dan jarang (sekedar untuk tidak mengatakan tidak ada) yang menggunakan “label” habib. Gelar habib hanya dipakai di kalangan keturunan Sayyidina Husein, terutama yang berasal dari daerah Yaman atau Hadramaut. Awalnya mereka hanya disebut sebagai sayyid. Hanya beberapa di antara mereka yang kemudian mendapat gelar habib – keturunan Nabi Muhammad Saw yang dicintai. Itu sebabnya, menurut Ketua Umum Rabithah Alawiyah Sayyid Zen Umar bin Smith tidak semua keturunan Sayyidina Husein lantas memperoleh gelar habib. Rabithah Alawiya adalah organisasi pencatat keturunan Nabi Muhammad Saw di Indonesia.

Sebagai catatan, Sayyidina Hasan dan Sayyidina Husein merupakan putra Sayyida Fatimah binti Muhammad dengan Ali bin Abi Thalib.

Kedua, oleh sebagian orang, terutama yang tidak suka dengan cara dakwahnya, Habib Rizieq selalu dikaitkan dengan Islam garis keras. Bahkan organisasinya- FPI, dipersonifikasikan sebagai “musuh negara”. Sebagai tamu, tentu Raja Salman tidak ingin dirinya dianggap memberi angin kepada “musuh negara” yang  dikunjunginya. Terlebih kunjungan Raja Salman dititik-beratkan pada upaya untuk memperkokoh hubungan politik dan ekonomi.   

Ketiga, negara-negara Arab khususnya yang menganut sistem monarki, juga dipusingkan dengan gerakan radikal yang menghendaki perubahan. Belum lagi mereka juga harus menghadapi kelompok pemberontak yang eksis di kawasan Timur Tengah. Seperti diketahui, saat ini Arab Saudi tengah berperang dengan milisi pemberontak Houthi Yaman. Memberi angin kepada FPI yang dicap sebagai “musuh negara”, akan merugikan citra Arab Saudi, khususnya Raja Salman.

Jadi, jika King Salman batal bertemu dengan Habib Rizieq, bukan karena Rizieq musuh Ahok. Dan berlaku sebaliknya, jika pun Raja Salman akhirnya bertemu dengan Habib Rizieq, juga tidak ada kaitannya dengan kasus dugaan penistaan agama, melainkan pertemuan sebagai saudara sesama Muslim.

King Salman, sebagaimana kepala Negara lainnya, memiliki posisi penting bagi Indonesia. Dengan kekuatan ekonomi, dan juga kewenangan yang dimiliki terkait pelaksanaan ibadah haji umat Muslim sedunia, kunjungan kenegaraan King Salman akan memberi dampak dan manfaat luar biasa bagi Indonesia. Jangan mempersempit arti kunjungan King Salman dengan isu-isu lokal.

Ahlan wa sahlan,  Raja Salman dan rombongan.

Salam @yb    

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun