Jumlah penyakit tidak menular di Indonesia semakin tahun semakin meningkat. Hal ini mendasari keinginan 4 mahasiswi S1 Ilmu Gizi FKM Unair yaitu Yuli, Silvia, Chika dan Esti untuk mengembangkan program dalam lomba Smart Eater yang diadakan oleh Tropicana Slim.
SDN Sonokwijenan II-96 yang terletak di kecamatan Sukomanunggal berkesempatan untuk mendapatkan implementasi dari program ini. Program Cara Atur Pola Makan Hidup Sehat yang biasa disebut Calais ini dijalankan dengan sasaran utama siswa kelas 4 SD. “Kami mengedukasi siswa agar bisa memperbaiki pola makannya menjadi lebih sehat sehingga menurunkan resiko terjadinya penyakit tidak menular masa yang akan datang” ucap Yulianti sebagai ketua kelompok.
Calais memiliki beberapa kegiatan yang berisi tentang pengetahuan makanan sehat dan cara membiasakan untuk memilih jajanan sehat. Untuk membiasakan sarapan, terdapat program breakfast time, yang setiap hari dipantau melalui buku evaluasi. Dalam buku yang disebut Buk Kummis A, siswa mengklasifikasikhan menu sarapan mereka. Sebelumnya, tentu sudah diberikan pengetahuan mengenai menu sarapan sehat yang bergizi seimbang.
Pada anak usia sekolah, selain makanan pokok, mereka sering mendapatkan makanan tambahan, yang pada umumnya mereka sebut dengan jajan. Jajan pada anak usia sekolah memiliki peranan penting. Terlebih banyak jajanan tidak sehat yang dijual di luar rumah. “Menurut kami, konsumsi tidak sehat anak usia sekolah lebih banyak berasal dari jajanan yang mereka beli di luar daripada makanan pokok, karena sebagian besar makanan pokok disiapkan oleh orangtua yang lebih terkontrol” ucap Silvi. Oleh karena itu, terdapat juga kegiatan mengenai jajanan yang dikemas dalam beberapa permainan (TTS, Puzzle, Monopoli, dan Poster).
Melihat tingginya angka kurang mengkonsumsi buah pada masyarakat Indonesia, Calais menciptakan kegiatan One Day One Fruit untuk membiasakan mengonsumsi buah. Buah juga mengandung banyak manfaat yang baik untuk kesehatan sehingga kebiasaan mengkonsumsi buah perlu dibiasakan sejak dini.
Selain sasaran utama, tim yang diberi nama Pak Kummis A juga melibatkan lingkungan pendukung, “Karena kami yakin perubahan pada anak memerlukan keterlibatan lingkungan pendukung yaitu pedagang sekitar sekolah dan orangtua. Oleh karena itu, kami juga memberikan sedikit informasi mengenai makanan yang sehat untuk mendukung adanya perubahan pada pola makan siswa” Chika menambahkan.