Mohon tunggu...
Sardjito Ibnuqoyyim
Sardjito Ibnuqoyyim Mohon Tunggu... Penulis - Buruh Pendidikan yang tak jelas

Hidup hanyalah sementara. Jika ingin hidup, haruslah cari makan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Memahami Pidato AHY ala konsep 'Bentuk' Plato

19 Februari 2017   17:09 Diperbarui: 19 Februari 2017   17:24 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Filsafat Plato mungkin sudah lazim di jagat maya maupun di dunia filsafat. Apalagi, kekhasan konsep plato. Namun, mari melihat profil plato terlebih dahulu untuk menghormati para pembaca yang budiman dan aniwoman.

Plato merupakan seorang filsuf yunani dan sekaligus murid sang filsuf, sokrates. Sokrates dapat dikatakan seorang filsuf yang sangat rasional, yah itu aja deh. Selebihnya mbah google bisa menjawab keingintahuan para pembaca.

Konsep plato mengenai bentuk dapat jelaskan seperti ini, ketika seseorang melihat meja, itu merupakan sebuah bentuk, yaitu meja. Namun, kenapa bisa dikatakan bentuk, ya udah itu bentuk, karena bentuknya meja. Namun yang menjadi khasnya ialah karena bentuk itu cuma merupakan bentuk ketidaksempurnaan dari apa yang ideal. Menurut plato, apa yang ideal adalah ide. Karena idelah, patung bisa terbentuk. Namun mengapa ini begitu penting? Tentunya, jika melihat realitas sekarang tentunya tak sesempurna apa yang diperkirakan. Politik terkesan begitu kejam karena hanya memperuntungkan orang-orang tertentu. Nah, dari bentuk itu sendiri, terlihatlah yang ideal, yang lebih baik dari contoh buruk tersebut. Dengan begitu, maka lahirlah harapan agar ke depannya tak terjadi hal serupa.

Isi pidato AHY terkesan sangat patriotik. Mengapa demikian? karena begitulah sifat kesatria, jika tak mampu maka dia akan mengakuinya. Dan dari situ, dapatlah terlihat bentuk ideal sebagaimana konsep plato tentang bentuk. Itu terlihat dari pengankuannya tentang suka duka, bagaimana AHY berusaha untuk menghibur pendukungnya. Tindakan itu merupakan sesuatu yang sangat sulit dilakukan, apa lagi dengan pengakuannya. Penerimaan tersebut ditemani dengan pengungkapan kata "Allahuakbar!"

Dan beliau juga ternyata menelpon kedua pemenang tersebut, dan tak berpilih kasih siapa yang memiliki suara yang terbanyak. Toh, ini juga masih hasil quick count. Masih abu-abu.

Pidato pengakuan beliau masih dilanjut dengan permohonan maaf kepada pendukungnya. Ini lagi-lagi merupakan tindakan yang sangat sulit dilakukan apa lagi videonya di youtube menjadi sangat terkenal. Penonton dan pendukung yang hadir di video tersebut pasti merasakan apa yang menjadi ideal nantinya. Mereka berteriak, "Allahuakbar!", "Siap jadi presiden!". Teriakan seperti terkesan platonis., yang begitu ideal.

Mungkin tak disadari ini sangat akan mempengaruhi ke depannya, apalagi di jagat maya ini. Sebuah kata tentunya tidak hanya merujuk masa lalu tapi juga ke depannya. Ketika seseorang seperti sang penulis merasakan buruknya menjadi jomblo, ingatlah platonis yang ber-alur maju. Jangan hanya melihat ke belakang, dan tidak move on.

Yah, di barat, terkenal loh istilah platonis. Kalau seseorang nd mau dibilangin pacaran, mangkanya dia bakalan bilang platonis. Artinya ada sebabnya.

Salam maya! ;) #platonis

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun