Hujan deras yang terjadi akhir pekan lalu memicu banyak bencana longsor di beberapa lokasi sekaligus di Indonesia. Setelah bencana longsor Purworejo dan Banjarnegara yang cukup menyita perhatian dan duka di Pulau Jawa, kabar tentang bencana lain pun datang dari Provinsi Sulawesi Utara, tepatnya di Kabupaten Kepulauan Sangihe di sebelah utara Kota Manado. Banjir bandang dan longsor Sangihe menerjang deras pada Selasa, 21 Juni 2016.
Data terkini yang dicatat oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyatakan bencana longsor dan banjir bandang di Sangihe terjadi di enam kecamatan sekaligus, meliputi Kecamatan Tahuna, Tahuna Barat, Tahuna Timur, Manganitu, Kendehe, Tamako, Manganitu Selatan, dan Totoare.
Sampai dengan hari ini, Jumat 24 Juni 2016 situasi di Sangihe masih ditetapkan sebagai kondisi tanggap darurat bencana melihat impak dan kerusakan yang disebabkan cukup parah. Mengutip rilisan resmi BNPB, selain menyebabkan korban jiwa, rentetan bencana di Sangihe telah merusak sedikitnya 209 rumah.
Seperti yang diketahui, cuaca ekstrem di Lautan Pasifik sebelah utara kota Manado dalam beberapa hari kemarin sempat memicu badai ekstrem di atas Kabupaten Kepulauan Sangihe. Dalam satu hari, bencana banjir, longsor, cuaca ekstrem dan gelombang pasang menerjang sekaligus. Bahkan sampai hair ini, gelombang pasang dan angin kencang masih melanda sekitaran pesisir pantai Sangihe.
BNPB menghitung, kerugian akibat bencana di Sangihe diperkirakan mencapai lebih dari Rp. 57 miliar meliputi kerusakan infrastruktur rumah dan kerugian yang harus ditanggung ribuan nelayan karena tak bisa melaut akibat cuaca buruk.
Detail kerugian terkini yang berhasil dihimpun BNPB akibat bencana longsor dan banjir di Sangihe meliputi 44 rumah rusak berat, 116 rumah rusak sedang, dan 49 rumah rusak ringan. Sementara itu ada pula dua jembatan penghubung dan jalan desa sepanjang 1 kilometer ambles rusak berat tak bisa dilalui, sehingga menyebabkan lima kampung dan tiga kecamatan di Sangihe terisolasi. Hanya bisa ditembus dengan berjalan kaki.
Selain merusak rumah warga dan akses jalan, bencana longsor dan banjir di Sangihe pun sampai menimbulkan bekas kerusakan sarana pendidikan dan fasilitas umum. Tujuh sekolah kondisinya rusak diterjang banjir sementara itu perkebunan sawit dan pertanian warga yang dihempas banjir diperkirakan mencapai 10 hektare lahan.
Jumlah pengungsian pun kini dikhawatirkan makin membludak. Hitungan BNPB, ada 610 jiwa warga Sangihe yang kini diungsikan sementara di dua lokasi yakni gereja Imanuel dan SD Kolongan Beha. Sementara itu, jumlah korban meninggal dunia yang berhasil dievakuasi sebanyak tiga orang, dan satu orang lagi masih dinyatakan hilang belum ditemukan jasadnya. (cal)
http://blog.act.id/kabar-terkini-bencana-longsor-dan-banjir-sangihe/