Mohon tunggu...
Yani Nur Syamsu
Yani Nur Syamsu Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Biografometrik Nusantara

Main ketoprak adalah salah satu cita-cita saya yang belum kesampaian

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Stirling - Dundee

15 September 2017   20:24 Diperbarui: 15 September 2017   20:29 746
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

            Wilayah  Skotlandia membentang dari kepulauan Western yang menyebar di lepas pantai barat daya, melintasi kepulauan Orkneys dan Shetland di pantai utara, menuruni Highlands, kemudian menembusi daerah Lowlands, mencapai Dumfries dan Galoway dan akhirnya menyentuh garis batas selatan, kota kecil Stirling. Luas Negara bagian Skotlandia sekitar separuh dari England dan dua pertiga diantaranya berupa bukit dan pegunungan Mungkin karena itulah di sepanjang musim dingin, hampir seluruh tlatah Skotlandia selalu dibalut oleh salju yang semakin ke utara kian menebal.

            Seperti pada winter akhir tahun 2004 itu, kota Stirling nyaris membeku, membuat sebagian besar penghuninya memilih tinggal di rumah masing-masing. Namun dengan badan dan hati menggigil aku tetap beranjak keluar dari Alangrange, asramaku yang hanya dipisahkan oleh seutas jalan kecil dengan tembok selatan kampus University of Stirling, kemudian naik bis kota menuju stasiun Kereta Api Stirling. Aku sudah terlanjur menyanggupi untuk berkunjung ke keluarga Uda Oz Ningrat, dosen Universitas Andalas yang sedang menempuh program  Post Doctoral di kota Dundee.   

            Kecut juga membayangkan perjalanan selama 3 jam di musim dingin, namun hatiku kuhangati dengan harapan mudah-mudahan dapat kursi berdampingan dengan seorang gadis Skotlandia yang cantik. Tentunya perjalanan akan terasa singkat. Barangkali itulah bukti dari kebenaran teori relatifitas Einstein ?!

            Namun aku belum beruntung hari itu, di kursi kereta api nomor 15 A, kursiku bernomor 15 B, bukan seorang gadis yang kutemui melainkan seorang laki-laki bersweter tebal warna abu-abu kutaksir berusia sekitar 60 tahun, dengan wajah cerah, kumis tercukur licin dan jambang warna kelabu yang tersisir rapi. Dari wajah dan kopiah beludru abu-abu khas yang dikenakannya itu aku yakin pria ini adalah orang Pakistan.

            "Assalamu'alaikum !" aku uluk salam

            "Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh !" Laki-laki itu menyahut dengan penuh semangat, tangannya menyalamiku dengan sangat kuat dan akrab," Brother, my name is Abdurrekhman from Pakistan, what is your name brother ?!"

            "My name is Syamsurizal, sir, nice to meet you !"

            "Jangan panggil saya tuan, panggil saya brother. Anda dari Malaysia ?!"

            "Bukan, saya dari Indonesia !"

            "Wah, Indonesia, negeri elok tiada banding. Anda tahu brother, saya pernah berkunjung ke Jakarta dan saya pengagum presiden anda yang Pertama, Sukarno. Lelaki luar biasa !"

            Di hadapan kami duduk sepasang Scottish setengah baya,  yang perempuan meringkuk dipelukan si lelaki yang tadi sempat tersenyum dan mengangguk. Agaknya bule itu tergolong laki-laki yang ramah, tidak seperti orang Skotlandia pada umumnya yang rata-rata bersikap dingin terhadap orang Asia. Kulihat diluar, hamparan padang rumput yang biasanya berwarna hijau itu, telah berubah total menjadi putih diselimuti salju yang cukup tebal. Sementara pepohonan tanpa daun yang tumbuh mengerombol di punggung bukit, juga tampak menjadi putih terbalut salju. Panorama tanah Skotlandia di musim salju memang sangat khas, lihatlah gunung-gemunung disebelah utara itu, putih memplak-berkilauan sangat kontras dengan latar belakang langit biru yang sebagian kecil dihiasi gumpalan awan. Meskipun suhu udara dibawah 6 derajat selsius pagi itu, namun cuaca sangat cerah, bumi Skotlandia menjadi lebih indah mempesona.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun