Mohon tunggu...
Cahyo Prabowo
Cahyo Prabowo Mohon Tunggu... Konsultan - Enjo, Sederhana, Rendah Hati
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Broadcast Journalism,Komunikasi Industri Media, Infomatika dan Media Online / media baru (new media) Indonesia, Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memaknai Kebhinnekaan & Pancasila dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

1 Juni 2017   08:32 Diperbarui: 1 Juni 2017   08:40 578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bangsa Indonesia diciptakan Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, Tuhan Yang Maha Esa, sebagai bangsa majemuk atas dasar suku, budaya, ras dan agama. Anugerah tersebut patut disyukuri dengan cara menghargai kemajemukkan yang hingga saat ini tetap dapat terus dipertahankan, dipelihara, dijaga dan dikembangkan. Semua agama turut memperkokoh integrasi nasional melalui ajaran-ajaran yang menekankan rasa adil, kasih sayang, persatuan, persaudaraan dan kebersamaan. Selain itu, nilai-nilai luhur budaya bangsa yang dimanifestasikan melalui adat istiadat juga berperan dalam mengikat hubungan bathin pada diri setiap warga Negara dan bangsa Indonesia.

Kesadaran kebangsaan yang mengkristal yang lahir dari senasib dan sepenanggungan, akibat penjajahan, telah berhasil membentuk wawasan kebangsaan Indonesia seperti yang tertuang dalam Sumpah Pemuda pada tahun 1928, yaitu tekad bertanah air satu dan berbangsa satu serta menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Tekad bersatu ini kemudian dinyatakan secara politik sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat dalam proklamasi 17 Agustus 1945. Akan tetapi , sejak terjadinya krisis multidimensional, muncul ancaman yang sangat serius terhadap kedaulatan, persatuan  bangsa dan Negara Indonesia dan terjadinya kemunduran dalam pelaksanaan etika kehidupan berbangsa dan bernegara di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal itu tampak dari konflik sosial yang berkepanjangan, berkurangnya sopan santun dan budi luhur dalam pergaulan sosial, melemahnya kejujuran dan sikap amanah dalam kehidupan berbangsa dan Negara Republik Indonesia, pengabaian terhadap ketentuan hukum dan peraturan, dan sebagainya yang disebabkan oleh berbagai faktor yang berasal baik dari dalam maupun luar negeri.

Bangsa Indonesia memiliki banyak dinamika dan permasalahan yang terjadi hingga saat ini belum tuntas.Peran Pancasila dan Kebhinnekaan sangat penting sekali dalam berkehidupan berbangsa Negara karena Negara kita sering terjadi konflik, keributan, kekerasaan, radikalisme, intoleransi terhadap kerukunan umat beragama, incaran ancaman negara dari dalam negeri maupun luar negeri. Pancasila sebagai  ideologi bangsa dan Negara Indonesia yang sudah valid dan harga mati, tidak ada yang bisa merubahnya menjadi khilafah atau lainnya. 

Pancasila sebagai pemersatu bangsa, sebagai toleransi kerukunan umat beragama, sebagai ideologi bangsa Indonesia, Pancasila sebagai panglima tertinggi diatas Undang-Undang Dasar 1945, Indonesia adalah Negara hukum, Indonesia adalah Negara Bhinneka Tunggal Ika yang beraneka ragaman suku, ras, adat istiadat, budaya, agama dll ditemukan menjadikan satu kesatuan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia untuk menciptakan rasa toleransi dalam kehidupan berbangsa dan Negara Indonesia penuh perdamaian dan persatuan menjadikan bangsa yang majemuk dan bangsa yang besar.

Etika kehidupan berbangsa dan negara merupakan rumusan yang bersumber dari ajaran agama, khususnya yang bersifat universal, dan nilai-nilai luhur budaya bangsa yang tercermin dalam Pancasila sebagai acuan dasar dalam berpikir, bersikap dan bertikah laku dalam kehidupan berbangsa dan negara Indonesia.

Selamat Hari Lahir Pancasila, Pancasila tetap abadi dan sudah final sebagai ideologi Bangsa dan Negara Republik Indonesia tercinta. 

Penulis

R Cahyo Prabowo

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun