Mohon tunggu...
Gatra Maulana
Gatra Maulana Mohon Tunggu... lainnya -

warga semesta yang sekedar ikut etika setempat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kompleksitas Hidup

8 September 2014   08:02 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:20 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1410112699796600989

[caption id="attachment_341514" align="aligncenter" width="450" caption="http://www.portalkesehatan.com/wp-content/uploads/2012/06/anak-anak-bermain-diluar.jpg"][/caption]

saya bukan guru. anda bukan murid.
saya warga semesta, yang mengikuti etika setempat.
saya hanya pembeber fakta.
perunut jaring laba-laba.
pengamat simbul-simpul dari untaian benang perak yang tak terputus.

...........................................................................................

ada satu pola sederhana yang bisa kita tangkap. mugkin malah terlalu sederhana, sehingga pikiran anda yang terbiasa hidup dalam kepelikan, tidak akan sanggup menerima. namun itulah yang berusaha saya pelajari, bagaimana satu kesederhanaan dapat memcahkan semua komplesitas kehidupan.

kompleksitas hidup terkadang menjadi suatu gesekan besar, bagaimana mungkin dulu sewaktu kecil saya sangat menikmati hidup seperti bermain-main riang, bercanda, teman-teman kecil yang memberi suasana kabahagiaan dan semua tecampur aduk dalam aroma kehidupan. Namun usia terus bertambah, perkembangan mulai berjalan seiring waktu. Beban hidup sudah mulai terasa, kenikmatan hidup mulai tenggelam, suasana hati terus tergoncang, mengapa kesempatan untuk hidup sudah tak lagi hidup.

kebencian dan ketakutan saya pada orang tua tidak tergolong lagi. saya tidak tau mesti ngapain, saya baru sadar, kalau saya TIDAK TAHU APA-APA.  tidak punya cita-cita, bertahun-tahun saya di besarkan, dan saya cuma bisa menghabiskan oksigen, entah apa saja yang mereka jejalkan pada otak saya. Sehingga sampai detik ini kesempatan untuk bermain hidup sudah tak ada lagi.

Apakah semesta ini tidak sanggup menampung diri saya untuk menjadi warganya, apakah etika saya kurang sopan untuk memberi warna bagi dunia, sehingga hidup ini begitu sukar dan rancu untuk di definisikan.

Apakah juga kalian pernah merasakan seperti saya, hidup tak lagi terasa hidup, dan saya yakin kalian sama seperti apa yang saya alami sekarang, hanya Taman kanak-kanaklah kita berkesempatan hidup, dan bermain hidup disana..

Saya sangat menyadari hal itu, dan mencoba mengubah paradigma yang bertahun-tahu mendarah daging di fikiran saya, paradigma disini : KEUTUHAN bergerak untuk satu tujuan : menciptakan hidup yang lebih baik. bagi kita bagi dunia.

Namun yang mesti kita tahu kebencian dan ketakutan tersebut bukan pada orang tua tapi pada diri anda sendiri. satu-satunya yang tidak di ajarkan pada anda adalah mengenal diri sendiri, karena itulah anda benci dan takut terhadap hidup.

di alam yang tidak pasti ini saya hanya menjaminkan satu hal bahwa perubahan cara pandang terhadap hidup anda akan berdampak besar terhadap dunia melampaui apa yang anda bayangkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun