Oleh : Ashwin Pulungan
Sadarkah kita semua di Indonesia bahwa selama ini, kita sudah diserang secara asimetris bertahap massif terstruktur, tersistem dan terukur oleh beberapa kepentingan pihak lain ?Kita selama ini tidak sadar akan hal ini. Pada akhir akhir ini, kita semua merasakan tekanan serangan asimetris cukup kuat yang dilakukan oleh pihak tertentu untuk memperbesar eskalasi serangan mereka untuk kemungkinan proses menguasai sepenuhnya dan sesungguhnya seluruh bidang ekonomi, politik, sosial dan budaya di Indonesia.Â
Wilayah Indonesia, merupakan zamrud di garis edar Khatulistiwa dan telah diakui dunia sejak dahulu kala hingga kini dan mendatang. Kekayaan SDA dan kecerdasan SDM serta keindahan budaya serta alamnya, membuat motivasi semua negara industri maju kelas dunia, ingin menguasai Indonesia yang elok rupawan ini. Rupanya kekayaan yang amat dahsyat inilah yang memicu dan memacu ketertarikan serta motivasi kuat untuk bisa dengan segala cara konspirasi bagaimana bisa menjajah sepenuhnya ekonomi serta SDA Indonesia. Masih tidak curigakah kita kepada individu pembeli tanah bersertifikat atau pembeli sebuah Pulau, kalau dijumlahkan luasnya bisa seluas sebuah wilayah Propinsi di P.Jawa ? Siapa saja sebenarnya yang ada dibelakang mereka ?Hal seperti ini sesungguhnya sebagai garapan dan serapan serta penelitian Intelijen Nasional kita.
Peperangan yang sesungguhnya sebagaimana kita ketahui  dan pahami adalah perang konvensional militer dengan bedil, dan senjata mesiu beserta letupan-dentumannya. Perang kuno militer konvensional yang brutal seperti ini, akan ditinggalkan oleh banyak bangsa maju didunia, karena perang seperti ini mengorbankan sangat banyak dana dan biaya perang serta jiwa SDM terbaik, baik bagi negara penyerang maupun negara yang diserang.
Memang pertahanan konvensional sebuah negara, dapat diperkuat dengan SDM militer yang didampingi dengan berbagai jumlah satuan senjata tercanggih tapi konvensional yang sepenuhnya bisa dimiliki sebuah negara. Terkadang adanya tekanan dari perbatasan antar dua negara, membuat negara yang terpengaruh akan mengimpor dan membuat senjata untuk mepertahankan negaranya. Bagaikan dizaman Jawara tempo dulu, masing masing Jawara memiliki klewang dipinggangnya dan masing masing memiliki keterampilan ilmu silat bela diri. Ilmu marketing jual senjata konvensional selalu memanfaatkan momentum kecenderungan banyak pertikaian perang sehingga senjata mereka bisa laku terjual. Atau strategi jual senjata dari negara industri senjata, memang terkadang turut serta memicu perseteruan dan permusuhan antar dua negara yang mengarah kepada sebuah peperangan.
Didalam perang asimetris (Asymmetric Engagement- Asymmetric Warfare) perang non militer,negara penyerang tidak memerlukan pendudukan agresi secara langsung seperti terjadi didalam perang konvensional (perang bedil kuno). Negara pemenang  didalam perang asimetris, adalah negara yang sudah lama memiliki dan menganalisa aneka data penting dari negara yang akan diserang secara asimetris (biasanya negara Kapitalis atau negara Komunis-Kapitalis  dari pihak negara yang sudah maju ekonominya) adalah sangat menguasai data negara yang akan dikalahkan dan anak bangsa didalam negara yang dikalahkan (negara terjajah secara asimetris) dalam jangka panjang hanya menjadi pekerja, pengabdi, pesuruh, penghamba kepada negara pemenang dari etnis tertentu penyerang cara asimetris. Sebagian besar para intelektual (ulama) anak bangsa dinegara jajahan tersebut, akan selalu berpola pikir memihak kepada etnis bangsa pemenang perang asimetris. Perhatikan ketika zaman Belanda dahulu banyak manusia pengkhianat bermuka seribu dari kaum pribumi asli (kaum munafik), yang sangat memihak kepada penjajah Belanda. Â
Peperang yang sesungguhnya yang terjadi saat ini pada zaman informasi dan digital,adalah perang asimetris. Apa itu perang asimetris ? Â Perang Asimetris adalah peperangan non militer dengan pola konspirasi serangan baru yang dapat berakibat kehancuran sebuah negara yang diserang sangat fatal dan dahsyat daya rusaknya yang tidak kalah daya hancurnya dengan dampak perang konvensional. Daya rusaknya adalah, negara yang terkena serangan asimetris akan dapat dikuasai sepenuhnya oleh negara pemenang perang asimetris adalah terhadap ketergantungan berjangka panjang atas semua barang komoditas kebutuhan pangan, sandang, papan dan barang teknologi impor, sehingga negara yang kalah dalam peperangan asimetris akan sangat tergantung kebutuhannya kepada negara pemenang didalam perang asimetris. Pastilah dalam hal ini SDA (Sumber Daya Alam) serta ekonomi, politik, sosial, budaya negara terjajah, akan sangat dikuasai oleh pemenang perang asimetris. Termasuk pelepasan penguasaan BUMN strategis profitable yang akan dijual dan terjual adalah rangkaian konspirasi taktik dan strategi didalam serangan asimetris.
Target pemenangan didalam perang asimetris adalah : Â
1. Menguasai Undang-Undang (UU) didalam negara yang diserang, sehingga arah dan tujuan negara tersebut akan dikendalikan sepenuhnya oleh kehendak dan kepentingan negara/bangsa/etnis kapitalistik yang memenangkan perang asimetris tersebut. Cara menguasai UU adalah dengan membuat RUU versi kehendak kapitalis, lalu para anggota parlemen dari berbagai Partai dinegara tersebut dibayar/dibeli agar bisa menggolkan RUU menjadi UU yang berpihak kepada kepentingan pemenangan perang asimetris.
2. Melemahkan serta menyerang paham agama atau ideologi yang ada didalam negara yang diserang, karena paham agama atau ideologi ini, merupakan pertahanan yang sangat kuat dari bangsa yang diserang. Atau didalam serangan asimetris, bisa sangat banyak para ulama dan tokoh bangsa Nasionalisme yang diserang kredibilitasnya serta bisa pula para ulama di kriminalisasikan, sehingga para ulama tidak lagi memiliki para pengikutnya dan kepercayaan ummat hilang atau tidak lagi memiliki kharismanya, sehingga para ulama akan ditinggalkan ummatnya. Selanjutnya akan dimunculkan para ulama baru yang akan mempengaruhi dan merusak paham agama di negara yang diserang dengan serangan asimetris, maka akan muncul paham-paham sesat dan menyesatkan. Semua penghancuran kredibilitas dan pengkriminalisasian ulama dan tokoh bangsa ini, tentu melalui semua media informasi baik elektronika dan cetak serta media sosial yang telah dikuasai lama dengan dana yang cukup besar dengan segala bentuk konspirasinya.
3. Para tokoh terbaik anak bangsa yang masih memperlihatkan eksistensi kenasionalannya, akan dilenyapkan dengan berbagai cara keji secara konspirasi jahat. Agar pelenyapan keji tidak terungkap oleh penegakan hukum di negara yang telah diserang secara asimetris, para aparat penegak hukum pada negara yang diserang, akan selalu dipengaruhi dan dibayar mahal agar tetap berpihak kepada konspirasi kepentingan kapitalisme yang melaksanakan serangan didalam perang asimetris.