Malam minggu wage di kota santri Jombang adalah malam yang selalu di tunggu-tunggu bagi pecinta shalawat. Karena pada malam ini diadakan rutinitas "seribu rebana" dibawah bimbingan Kyai Nur Hadi atau lebih akrab disapa Mbah Bolong. Acara berlangsung pukul 20.00-24.00 WIB. Syair Gus Dur merupakan ciri khas yang selalu ada dan dinyanyikan diawal acara dan ditutup dengan tausiah dari Mbah Bolong.
Alasan disebut seribu rebana karena memang penabuh rebana dalam acara ini jumlahnya amat banyak. Penabuh terdiri dari para santri yang ada di kota Jombang serta masyarakat umum. Sebenarnya, acara seribu rebana tidak hanya dapat dinikmati di malam minggu wage saja, namun jika diundang di malam itu pemilik hajat tidak dipungut biaya.
Acara ini berpindah-pindah dari desa ke desa. Jamuan yang disiapkan disetiap desa bagi para hadirin juga berbeda-beda, tergantung kemampuan dari segi finansial di tiap desa. Menariknya adalah, hampir semua hadirin mengenakan baju serba putih. “Setiap bulan saya selalu menghadiri acara ini, karena saya memang senang dan mendukung kegiatan shalawat,” ujar Rofi, salah satu masyarakat desa Tapen. Setiap hadirin juga akan mendapat Hobat Habbatussauda yang berisi 30 kapsul lunak secara gratis.