" Betapa jauh bedanya kehidupan diluar perkebunan, dengan kehidupan didalam area perkebunan yang tertutup dari hiruk pikuknya keramaian dunia luar. Masing masing orang ingin menjadi tuan terhadap diri orang lain. Walaupun negeri ini telah merdeka, akan tetapi kehidupan diperkebunan tetaplah terjajah oleh bangsa bangsa sendiri yang memiliki kekuasaan. Didalam sejarah kehidupan diperkebunan, prinsif perinsif hidup ala kolonialisme masih terasa kental, setiap orang yang memiliki kekuasaan didalam perkebunan takut untuk tidak mendapatkan penghormatan dari setiap orang. Dan setiap orang pula saling berebut untuk mendapatkan tempat kekuasaan itu "
                                                                                                                                   -Wisnu AJ Â
Orang orang dikebun sawait :
Suasana perkebunan sawit yang berada dikaki bukit Baarisan didaerah Kabupaten Asahan Sumatera utara pada tahun 1960-an setelah lima belas tahun Indonesia merdeka, tampak tidak ada kesibukan yang mencolok.
Pagi itu disaat warna merah diufuk timur telah mengambang dilangit biru, para kuli perkebunan itu mulai melakukan aktifitas yang sudah menjadi rutinitas sehari hari. Para kuli kaum laki dan wanita yang tinggal dipondok yang berjejer diareal perkebunan, disibukkan dengan berbagai kegiatannya.
Jam masih menunujukkan pukul enam pagi. Pintu pintu dan jendela pondok yang berjejer berlapis lapis  dihuni oleh ratusan kuli, terlihat mulai dibuka oleh orang orang yang tinggal dipondok. Angin yang datangnya dari rimbunan pohon pohon sawit sesekali berhembus memasuki ruangan rumah.
Dalam satu pondok ditempati oleh kuli perkebunan dengan keluarganya empat sampai lima orang, dan ada juga yang ditempati dua sampai tiga orang, yang terdiri dari anak anak mereka.
Satu persatu kuli perkebunan itu  keluar meninggalkan pondok dengan membawa peralatan kerjanya. Ada yang naik sepeda dan banyak juga yang berjalan kaki menuju tempat kerja mereka masing masing.
Canda ria, gelak dan tawa terkadang terdengar dari para kuli itu. Himpitan hidup terasa hilang seketika. Jarak tempat kerja para kuli dari pondoknya, ada yang jauh dan ada pula yang dekat. Masing masing kuli mendapatkan pekerjaan sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh Mandor Besar. Ada kuli yang ditempatkan dipembibitan, tempat pengutipan brondolan (1). Bagian pendodosan(2), Pemupukan, perawatan dan pembabatan.
Pada setiap bagian pekerjaan, Mandor Besar membagi tugas masing masing. Untuk tugas pendodosan, dilakukan oleh kuli lakilaki, begitu juga dengan tugas pembabatan, juga dikerjakan oleh kuli laki laki. Sedangkan untuk pembibitan pekerjanya terdiri dari kuli laki laki dan wanita, pemupukan juga dilakukan oleh kuli laki laki dan wanita. Hanya pekerjaan bagian pengutipan brondolan khusus dilakukan oleh kuli wanita.
Dalam pekerjaannya para kuli ini masing masing diawasi oleh seorang mandor lapangan. Dan mandor mandor lapangan ini diawasi pula oleh seorang mandor besar. Mandor besar inilah yang bertanggungjawab terhadap pekerjaan para mandor lapangan kepada tuan pemilik perkebunan.