Mohon tunggu...
Wisnu  AJ
Wisnu AJ Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hidup tak selamanya berjalan mulus,tapi ada kalanya penuh dengan krikil keliril tajam

Hidup Tidak Selamanya Seperti Air Dalam Bejana, Tenang Tidak Bergelombang, Tapi Ada kalanya Hidup seperti Air dilautan, yang penuh dengan riak dan gelombang.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Masalah PKI Tidak Perlu untuk Diributkan, Keturunan PKI Banyak Jadi PNS dan Anggota DPR

26 September 2017   13:24 Diperbarui: 26 September 2017   13:49 5717
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fhoto milik dilarang7.com

Presiden Joko Widodo dalam suatu kesempatan kepada Media pernah mengatakan, bahwa bangsa ini masih terpaku dengan persoalan persoalan yang tidak penting untuk dibicarakan, saling tuding dan saling pitnah, mencemarkan nama baik seseorang. Sementara bangsa bangsa yang telah maju, sudah membicarakan bagaimana untuk keruang angkasa, belanja tidak harus pergi kepasar, tapi cukup dari rumah, begitu juga untuk keperluan pembayaran rekening, pajak dan lain sebagainya tidak perlu untuk datang kekantor tempat pembayaran, tapi cukup dari rumah, dengan menggunakan peralatan yang sudah cukup canggih sekarang ini. Kira kira seperti inilah yang diucapkan oleh Presiden.

Menjelang diperingatinya Pristiwa Gerakan 30 Sepetember (G.30S) Partai Komunis Indonesia (PKI) tahun 2017, kembali bangsa ini disibukkan dengan berbagai issue tentang Pristiwa G.30.S PKI itu. Seakan akan peristiwa pengkhianatan G.30.S PKI, itu merupakan momok yang paling menakutkan bagi bangsa ini.

Pembahasan tentang PKI, tidak saja terjadi pada tahun 2017 ini, tapi melainkan pembahsannya sudah terjadi sejak dari ditumpasnya PKI pada tahun 1966, yang lalu. Persoalan PKI tidak pernah tuntas untuk dibicarakan, layaknya sebuah cerita opera sabun, issue tentang PKI terus bergulir sepanjang tahun. Mulai dari kakek sampai keanak cucu.

Pada hal apa yang dikatakan oleh Mahfud MD, tentang persoalan PKI itu benar, Mahfud mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) menyarankan agar bangsa Indonesia, sebaiknya menatap kedepan dan tidak perlu lagi untuk mengungkit ungkit luka lama, termasuk tragedy 1965.  Hanya sekedar untuk mengetahui siapa yang benar dan siapa yang salah. Sekarang sudah banyak keturunan anggota PKI yang kerja dikantoran, menjadi Anggota DPR, maupun menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dipemerintahan.

Tidak ada gunanya juga untuk mengungkit ungkit peristiwa itu, sekarang inikan sudah rukun. Keturunan PKI sekarang sudah bisa kerja dikantor kantor dan tidak diganggu ganggu. Sudah bisa menjadi Anggota DPR, PNS dan sebagainya, ngapain mau ribut ribut lagi. Ujar Mahfud kepada wartawan di Jojyakarta senin (25/9/2017.

Menggoreng issue tentang PKI, memang suatu hal yang mengasikkan bagi orang orang yang mempunyai kepentingan politik dinegeri ini, tapi tidak bagi rakyat jelata, yang sehari harinya hanya berpikir tentang bagai mana mendapatkan sesuap nasi untuk dimakan oleh anak isterinya. Masalah PKI bagi rakyat jelata ceritanya telah basi, karena tidak ada mamfaatnya bagi mereka untuk membicarakan tentang PKI.  Yang mereka bicarakan bagaimana hari ini mereka bisa makan.

Karena setiap terjadinya peristiwa yang menjadi korban adalah rakyat biasa, sementara  orang orang yang berkuasa yang mengatas namakan rakyat, yang memainkan peranannya, tetap akan menjadi penonton, duduk duduk sambil minum kopi, yang bertarung dilapangan sebagai gladiatornya tetaplah rakyat kecil, jika dalam pertarungan itu ada jatuh korban, korbannya tetaplah rakyat jelata. Bukan orang orang yang duduk santai sambil minum kopi.

Sedangkan orang orang yang telah kekenyangan makan,  karena tidak ada lagi kerjaan, dari pada tidur tiduran, maka untuk mencari kesibukannya, mereka menggoreng issue PKI yang telah basi dimata Rrakyat jelata, agar supaya kembali panas, dan lezat untuk disantap. Tapi nyatanya yang menyantap makanan yang telah basi dan dipanaskan kembali itu, hayalah kelompok orang orang yang itu itu juga, kelompok yang menginginkan adanya perpecahan ditengah tengah rakyat Indonesia.

Seharusnya bangsa ini, yang katanya sudah hampir sejajar dengan bangsa bangsa dinegara maju, tidak perlu lagi untuk membicarakan masalah tentang PKI, karena PKI sudah jelas jelas dilarang dinegeri Pertiwi ini. Mengenai paham yang dianut PKI, itu tergantung kepada orangnya.

Karena pada saat ini banyak orang orang yang mengatakan dirinya bersih dari paham paham PKI, tapi nyatanya didalam prakteknya sehari hari apa yang dilakukannya melebihi dari pada apa yang dilakukan oleh orang orang yang menganut paham PKI.

Maka oleh karena itu berhentilah menggoreng issue tentang PKI, tataplah masa depan bangsa ini kedepan. Jangan hanya gara gara diputarnya kembali film pengkhianatan G.30 S. PKI, lantas kita ribut dan menafsikan yang bukan bukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun