Sedikit teringat saat masa muda dulu,  pernah sedikit lama kolang kaling di negri ginseng  ,,negri sepetak umpet yang luasnya tidak lebih besar dari sebelah jari jempol kaki indonesia .negri indah tempat bermain para dewa.. negri para dewi putih  menjamu  para dewa mabuk habiskan sisa hari ...
hamparan dataran tanahnya sejauh mata memerah yang nampak hanyalah perbukitan , sangatlah  jarang kita bisa temui daratan yang landai , negri yang keras tanah yang tidak ramah ,,penduduk negri sana tidak pernah bisa sedetikpun bisa  bermanja dengan alamnya yang jutek.
Engga ada cerita tongkat kayu di lempar jadi tanaman  atau ikan dan udang menghampirimu  brader bumi ginseng  pantang sajikan kemudahan untuk kaumnya , tanahnya yang berbatu hanya penuh dengan semak dan pohon sonnamu  dan sama sekali hanya itu yang umumnya bisa tumbuh di sana , sama sekali jarang ada  buah gratis yang layak konsumsi yang bisa kita temui  .
hidup di negri empat musim sangatlah  indah di pandang namun sangat pedih di jalani  , bila musim dingin tiba suhu udara bisa menyentuh minus 15 derajat celcius , kulkas yang kita punya saya kira masih sangatlah hangat kalau di bandingkan, ,,,dan saat musim panas tiba , kerak telor bisa matang walau cuman di taro di dahi.
TERLALUUU  ,,, < bang oma _ red >  kala itu hanya itu yang  bisa saya umpat  ...
Pernah dengar ada tambang emas ,,apa permata,,apa minyak dan gas di negri ginseng,,,?  engga ada sodarah sodarah  ,,,bumi yang tandus yang merekah  saat musim semi dan berwarna warni menjelang musim gugur  tidaklah sajikan kemudahan bagi kaumnya ,,
,atas bumi korea hanya di penuhi dengan perbukitan yang tandus saat musim gugur ,,,bawah bumi korea hanya penuh dengan bebatuan minus minyak ,gas,emas dan lain lain.
mereka  15 agustus 1948 merdeka...mereka lempar kayu tebar biji duduk lama malah lapar dan bete ...mereka gali tanah ...jemari  mereka malah rontok karna kerasnya karang.
3 tahun kita nyuri start merdeka  dari mereka .... di dukung  sikon  bumi yang sangat amat ramah gemah ripah loh jinawi ,,,  berlomba dengan mereka yang merdeka setelah kita dan hanya di dukung dengan mata nanar melihat kemiskinan, perang saudara dan rasa  lapar, ...
dan lihatlah sodarah sodarah ...  sekian tahun setelah millenium , kita harus akui ,,,kita kalah ... kita terlalu terlena dan nikmati injakan kaki di  kepala saudara kita sendiri,  saling berebut lemper kekuasaan, saling sikut, saling gigit, saling jilat kalau ada anggaran yang sengaja di bikin nyisa,,,